AS Tunda Kenaikan Tarif Resiprokal untuk Indonesia dan Malaysia

oleh
AS Tunda Kenaikan Tarif Resiprokal untuk Indonesia dan Malaysia
Ilustrasi (net)

DASWATI.ID – Amerika Serikat (AS) menunda kenaikan tarif resiprokal untuk Indonesia dan Malaysia selama 90 hari.

Presiden AS Donald Trump mengumumkan penundaan kenaikan tarif resiprokal selama 90 hari untuk puluhan negara, termasuk Indonesia dan Malaysia, sekaligus menurunkan tarif menjadi 10% mulai 5 April 2025.

Namun, kebijakan ini tidak berlaku untuk China dan beberapa negara yang dianggap menentang AS, seperti anggota Uni Eropa (UE), Vietnam, dan Afrika Selatan.

Berdasarkan data Gedung Putih yang dirilis pada Rabu (9/4/2025), tarif resiprokal untuk sebagian besar negara diturunkan dari kisaran sebelumnya menjadi 10%.

Penundaan ini membuka ruang bagi negosiasi perdagangan dengan AS selama tiga bulan ke depan.

Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, Tengku Datuk Seri Zafrul Abdul Aziz, menyebut kebijakan ini memberi “ruang bernapas” bagi Malaysia dan Indonesia untuk menyusun strategi, terutama dalam dialog dengan AS.

Tengku Zafrul mengungkapkan, tarif untuk Malaysia turun dari 24% menjadi 10%, sementara untuk Indonesia dari 32% menjadi 10%.

“Meskipun bersifat sementara, penurunan ini memberi peluang untuk merencanakan langkah ke depan,” ujarnya dalam unggahan di platform X usai bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri RI, Arif Havas Oegroseno, pada Kamis (10/4/2025).

Pertemuan tersebut juga membahas penguatan hubungan bilateral dan kerja sama ASEAN, dengan Malaysia sebagai Ketua ASEAN 2025.

AS menunda kenaikan tarif resiprokal untuk Indonesia dan Malaysia selama 90 hari.

Sementara itu, China menghadapi kenaikan tarif drastis dari 34% menjadi 125%, sebagai respons atas apa yang disebut Trump sebagai tantangan terhadap kebijakan perdagangan AS.

Negara-negara “penentang terburuk” seperti 27 anggota UE, Vietnam, dan Afrika Selatan juga dikecualikan dari keringanan, dengan tarif berkisar antara 11% hingga lebih dari 100%.

Trump menuding negara-negara ini melakukan praktik perdagangan yang tidak adil.

Tengku Zafrul menegaskan komitmen Malaysia untuk memperdalam kerja sama dengan Indonesia demi menghadapi tantangan perdagangan global.

“Melalui dialog dan kolaborasi, kami yakin dapat meraih peluang bersama untuk ASEAN yang lebih sejahtera dan inklusif,” kata dia dikutip dari Kantor Berita BERNAMA.

Kebijakan ini memicu respons beragam. Bagi Indonesia dan Malaysia, penurunan tarif sementara menjadi angin segar, tetapi ketidakpastian setelah 90 hari tetap jadi perhatian.

Sementara itu, eskalasi tarif terhadap China dan negara lain berpotensi memanaskan ketegangan perdagangan global.

Baca Juga: Indonesia dan Malaysia Bahas Respons ASEAN terhadap Tarif AS 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *