Dr. Ghani: Sang Pelurus Perkebunan Nusantara dalam Sajak Mahendra Utama

oleh
Dr. Ghani: Sang Pelurus Perkebunan Nusantara dalam Sajak Mahendra Utama
Dr. H. Mohammad Abdul Ghani. (Josua Napitupulu)

DASWATI.ID – Komisaris PT Mitratani Dua Tujuh, Mahendra Utama, memberikan penghormatan khusus kepada Guru Besar PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Dr. H. Mohammad Abdul Ghani lewat puisi berjudul “SANG PELURUS ASAM PUCUK: PUISI UNTUK GURU BESAR PTPN”, yang berkontribusi besar dalam industri perkebunan Nusantara.

Puisi ini menggambarkan perjalanan karier Dr. Ghani yang dimulai dari masa pendidikannya di “kampus pertanian” Bogor.

Ia telah mengabdikan 37 tahun hidupnya pada berbagai komoditas perkebunan seperti karet, tebu, dan kelapa sawit, dengan pengalaman di berbagai wilayah mulai dari PTPN IV, Kalimantan, Jambi, Sumatera, hingga puncak kepemimpinan di PTPN III.

Dr. Ghani dijuluki “Sang Pelurus”, julukan yang diberikan oleh Erick Thohir, karena keteguhannya memimpin saat masa sulit restrukturisasi. Ia juga dikenal sebagai “Tangan Penyelamat” yang berhasil mengatasi utang besar dan mengubah kerugian menjadi kebun produktif. Berkat kepemimpinannya, perusahaan yang semula merugi mampu bangkit dan mandiri.

Puisi karya Mahendra Utama menegaskan bahwa Dr. Ghani tidak mencari jabatan, melainkan menunjukkan bahwa kesetiaan adalah ilmu abadi.

Dari seorang mandor kebun, ia berhasil menjadi pucuk pimpinan holding perkebunan. Di akhir puisi, ia dihormati sebagai “Ghani, Bapak Sawit Nusantara”, dengan karya yang dianggap sebagai “puisi yang ditulis bumi sendiri.”

Melalui puisi ini, Mahendra Utama dan Mitratani memberikan penghormatan atas dedikasi dan pengabdian Dr. Ghani dalam dunia perkebunan.

SANG PELURUS ASAM PUCUK: PUISI UNTUK GURU BESAR PTPN

Karya: Mahendra Utama, Komisaris PT Mitratani Dua Tujuh

DARI TANAH BOGOR

Di kampus pertanian, kau tempa diri

Bersama ilalang dan pucuk teh bersemi

Bukan menara emas yang kau cari

Melainkan peluh sinder di ujung kebun sawit

37 musim kau baktikan jiwa

Pada gurih karet, manis tebu, gemulai kelapa sawit

JEJAK NAKHODA KEBUN

Dari PTPN IV kau melangkah pasti

Menyusuri Kalimantan (XIII), Jambi (VI), Sumatera (II)

Lalu ke puncak induk: PTPN III

Di tiap dahan perusahaan, kau tinggalkan akar

Saat angin restrukturisasi mengguncang

Kau justru tegak: Erick Thohir pun berbisik “Dialah Sang Pelurus!”

TANGAN PENYELAMAT

Utang menggunung? Kaulah pendaki tebing itu

Dengan peta transformasi kau ubah jurang

Menjadi hamparan kebun berlabuh

Tak lagi angka merah membayang

Tapi tunas-tunas kemandirian

Di genggamanmu, gula dan sawit pun menari

Berkat keteguhan petak kebun di nadimu

WARISAN YANG TAK TERPATAHKAN

Bukan singgasana yang kau cari

Tapi bukti: kesetiaan adalah ilmu abadi

Dari mimpi kecil jadi mandor kebun

Hingga pucuk pimpinan holding perkebunan Maka dari Mitratani, kami berikhtiar

Menghormati jejakmu:

“Ghani, Bapak Sawit Nusantara…Karyamu adalah puisi yang ditulis bumi sendiri!” 

BersamaMaju

Untuk Dr. H. Mohammad Abdul Ghani, Sang Guru Besar PTPN

Hormat kami,

Mahendra Utama, Komisaris PT Mitratani Dua Tujuh (*) 

Baca Juga: Puisi-puisi Mahendra Utama: Refleksi Perjuangan, Diplomasi, dan Cinta Tanah Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *