Harga Gas Melon Naik Pedagang Kecil Terpuruk

oleh
Harga Gas Melon Naik Pedagang Kecil Terpuruk
Lilik Nurhayati memanfaatkan gas melon atau elpiji 3 kilogram untuk warung makan di kediamannya, Kelurahan Gotong Royong, Tanjungkarang Pusat, Rabu (8/1/2025). Foto: Josua Napitupulu

DASWATI.ID – Harga gas melon naik pedagang kecil terpuruk. Kenaikan harga gas melon atau elpiji (LPG/Liquefied Petroleum Gas) 3 kilogram menimbulkan dampak signifikan bagi pedagang kecil.

Di Provinsi Lampung, kenaikan harga gas melon dari Rp18.000 menjadi Rp20.000 ditetapkan dalam Keputusan Gubernur Lampung Nomor: G/816/V.25/HK/2024.

Kebijakan pemerintah yang memperketat subsidi pada tahun 2025 membuat pedagang kecil yang mengandalkan gas melon terpaksa menghadapi tantangan berat.

“Sebagai pedagang kecil, saya merasa sangat terbebani dengan kenaikan harga gas elpiji 3 kilogram,” ujar Lilik Nurhayati di Bandarlampung, Rabu (8/1/2025).

Lilik membuka usaha warung makan kecil-kecilan di kediamannya, Kelurahan Gotong Royong, Tanjungkarang Pusat.

Ia menuturkan dirinya sangat bergantung pada gas melon sebagai sumber energi utama untuk memasak dan memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

Dengan harga eceran gas melon yang masih Rp18.000, Lilik membelinya di warung dengan harga Rp22.000.

“Saat ini, saya membeli gas elpiji di warung dengan harga Rp22.000, yang cukup untuk kebutuhan saya selama tiga hari. Namun, jika harga gas terus naik, saya akan sangat pusing dan kesulitan untuk mengatur keuangan,” kata Lilik.

Harga gas melon naik memaksa Lilik mencari alternatif lain untuk menghemat pengeluaran atau bahkan mengurangi konsumsi rumah tangganya.

“Kenaikan harga gas elpiji ini tidak hanya berdampak pada biaya operasional saya, tetapi juga pada harga jual makanan yang saya tawarkan,” ujar dia.

Lilik mengaku khawatir pelanggannya akan berkurang jika terpaksa menaikkan harga dagangannya.

Kekhawatiran Lilik beralasan, karena selain adanya kenaikan harga gas melon, ia juga menghadapi fluktuasi harga bumbu seperti cabai dan bawang yang belum stabil setelah perayaan Natal dan Tahun Baru.

“Harga cabai dan bawang merah di pasar masih tinggi. Semoga pemerintah dapat segera mencari solusi untuk masalah ini agar kami, para pedagang kecil, tidak semakin terpuruk,” harap dia.

Berdasarkan pantauan di Pasar Tugu Kota Bandarlampung, harga cabai dan bawang setelah Natal dan Tahun Baru belum stabil.

“Pas Natal dan Tahun Baru harga cabai dan bawang memang gila, meskipun sempat turun, sekarang malah cenderung naik,” ujar Roy salah satu pedagang Pasar Tugu.

Warga Kelapa Tiga, Tanjungkarang Pusat, ini mengatakan saat Natal dan Tahun Baru harga cabai rawit Rp75.000/kg; cabai hijau Rp40.000/kg; cabai merah Rp60.000 – Rp65.000 per kilogram; cabai caplak Rp85.000/kg; bawang merah Brebes Rp35.000 – Rp38.000 per kilogram; bawang putih Rp38.000/kg.

Sekarang harga cabai rawit Rp70.000/kg; cabai hijau Rp28.000/kg; cabai merah Rp55.000/kg; cabai caplak Rp78.000/kg; bawang merah Brebes Rp32.000/kg; bawang putih Rp38.000/kg.

Baca Juga: Awal Tahun 2025: harga beras stabil, Minyakita naik, gas elpiji aman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *