DASWATI.ID – DPRD Kota Bandarlampung meminta pemerintah kota (pemkot ) jaga ketahanan pangan saat harga beras naik.
Fraksi PKS DPRD Kota Bandarlampung, Agus Djumadi, mempertanyakan langkah-langkah Dinas Ketahanan Pangan Kota Bandarlampung untuk mengatasi hal tersebut.
“Kami berharap pemerintah mampu menjaga ketahanan pangan khususnya di Kota Bandarlampung,” kata Agus dalam Sidang Paripurna DPRD, Senin (11/9/2023).
Pemkot Bandarlampung diminta jaga ketahanan pangan saat harga beras naik akibat kemarau panjang.
Agus menilai kenaikan harga beras yang tinggi di pasar sangat berdampak pada ekonomi masyarakat menengah ke bawah dalam memenuhi kebutuhannya.
“Saat ini, Indonesia secara umum mengalami kemarau panjang akibat dampak El Nino. Harga beras di pasaran mengalami kenaikan sebagai imbas dari musim tanam yang tertunda,” jelas dia.
“Tentunya juga kesulitan air di fenomena El Nino saat ini dan harus segera ditangani,” lanjut Agus.
Baca Juga: Kebutuhan Air Bersih di Bandarlampung Naik Gegara El Nino
Di sisi lain, salah satu pedagang beras di Pasar Tugu Kota Bandarlampung, Robert, mengaku harga beras naik sejak bulan Agustus 2023.
“Harga beras naik, beda-beda tergantung merek. Naiknya bertahap, Rp100-Rp200 per kilogram, tidak langsung melonjak,” ujar Robert.
Pemilik Toko Tugu Makmur ini mengatakan harga beras naik akibat pasokan berkurang dan tingginya harga gabah.
Bahkan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang diperoleh dari badan urusan logistik (Bulog) juga mengalami kenaikan harga.
“Dari Bulog HET-nya Rp10.900 per kilogram berubah dari Rp9.450 per kilogram,” kata Robert.
Dia mengaku beras medium yang diperolehnya dari Bulog sejak bulan Agustus kemarin mencapai 3-4 ton.
Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan hari biasanya sebelum fenomena El Nino akibat tingginya permintaan masyarakat.
“Dulu orang gak mau ambil beras Bulog, cuma orang-orang tertentu, kalau sekarang mau gak mau minta,” ujar dia.
Namun, Robert membatasi penjualan beras medium dari Bulog kepada masyarakat.
“Banyak yang cari. Pembelian juga dibatasi hanya 10 kilogram per orang. Makanya beras Bulognya gak saya pajang,” tutup dia.
Baca Juga: Pemkot Bandarlampung Cegah Spekulan Beras Berulah