KKN 191 Itera Sukses Sosialisasikan Metode Takakura di Mulyosari

oleh
KKN 191 Itera Sukses Sosialisasikan Metode Takakura di Mulyosari
Kelompok 191 Mahasiswa KKN PPM Institut Teknologi Sumatera di Desa Mulyosari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Foto: Arsip KKN 191 Itera

DASWATI.ID – Kelompok KKN 191 Itera sukses sosialisasikan Metode Takakura, sebuah solusi inovatif pengolahan limbah organik menjadi pupuk kompos, kepada warga Desa Mulyosari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Lampung Selatan.

Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) terus berkontribusi membantu masyarakat Desa Mulyosari mengurangi masalah sampah organik, dan membuka peluang usaha berkelanjutan bagi masyarakat setempat.

Salah satunya melalui program Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Pembelajaran Masyarakat (KKN-PPM) yang dilakukan oleh delapan mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok 191 Itera.

Ketua Kelompok 191, Adli Akbar, menjelaskan bahwa program ini muncul dari permasalahan ketidaktahuan masyarakat tentang pengolahan sampah yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.

“Kami memperkenalkan metode Takakura untuk mengatasi masalah limbah organik di Desa Mulyosari pada Selasa, 22 Januari 2025 lalu,” kata Adli dalam keterangannya, Sabtu (1/2/2025).

Melalui sosialisasi yang digelar pada 23 Januari 2025, mahasiswa KKN-PPM ITERA Kelompok 191 mengajarkan cara pembuatan kompos dari limbah organik kepada warga dan perangkat desa.

Dalam waktu 30 hari, mereka berhasil memproduksi kompos menggunakan metode tersebut.

“Melalui pengolahan limbah organik, kami berharap dapat memberikan solusi bagi warga yang kesulitan mendapatkan pupuk sekaligus menciptakan peluang usaha baru,” ujar Adli.

Kelompok KKN 191 Itera sukses sosialisasikan Metode Takakura kepada warga Desa Mulyosari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Lampung Selatan.

Program ini diharapkan dapat terus diterapkan oleh masyarakat Desa Mulyosari untuk mendapatkan manfaat jangka panjang.

“Sekaligus menjadi bukti nyata kontribusi mahasiswa Itera dalam memberdayakan masyarakat pedesaan,” tutup Adli.

Sosialisasi ini mendapat respon positif dari warga yang antusias mempelajari metode baru ini, yang tidak hanya mengurangi volume limbah organik tetapi juga berpotensi menjadi sumber usaha berkelanjutan.

Umar, salah satu anggota tim, menambahkan bahwa bantal sekam dari sekam padi juga digunakan untuk membantu penyerapan air dalam proses pengomposan.

“Bantal sekam dari sekam padi membantu proses penyerapan air sampah yang akan terbentuk,” kata dia.

Dalam sosialisasi, Mahasiswa KKN-PPM Itera Kelompok 191 mendemonstrasikan proses pembuatan kompos di hadapan perangkat desa dan warga Desa Mulyosari.

Selain demonstrasi, warga diberi kesempatan bertanya dan berlatih langsung agar dapat menerapkan metode ini secara mandiri di rumah.

Baca Juga: Cerita Mahasiswa Itera, Gerakkan Petani di Pekon Ampai Sulap Limbah Jadi Berkah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *