Korban Selamat Ungkap Kebrutalan Geng Motor di Bandarlampung

oleh
Korban Selamat Ungkap Kebrutalan Geng Motor di Bandarlampung
Bercak darah korban Fredi Saputra bin Romli di Jalan Dr Harun 1, Tanjungkarang Timur, Kota Bandarlampung, Rabu (18/12/2024) pagi. Foto: Josua Napitupulu

DASWATI.ID – Kebrutalan geng motor di Bandarlampung kembali mencuat setelah insiden tragis yang merenggut nyawa seorang pelajar SMP, Fredi Saputra bin Romli (15), Rabu (18/12/2024) dini hari.

Baca Juga: Seorang Siswa SMPN 25 Bandarlampung Jadi Korban Tewas Aksi Kekerasan

Fredi Saputra tewas setelah dikeroyok oleh sekelompok pemuda di Jalan Dr Harun 1, Tanjungkarang Timur, Kota Bandarlampung,

Korban selamat, Jr (17), menceritakan pengalaman pahitnya terkait kekerasan yang dilakukan oleh geng motor di Bandarlampung, yang merenggut nyawa sepupunya, Fredi Saputra.

Jr menuturkan peristiwa tragis itu terjadi saat ia bersama sepupunya, Fredi, dan tiga teman lainnya dalam perjalanan pulang dari Saburai menuju rumahnya di daerah Kedamaian.

Fredi dan temannya berencana menginap di rumah Jr setelah membantu ayah Jr berjualan di warung.

“Sesudah menutup warung, mau pulang ke rumah lewat Jalan Dr Harun 1,” kata Jr didampingi ayahnya, Jumadi, saat ditemui di Bandarlampung pada Kamis (19/12/2024).

Mereka melintasi Jalan Dr Harun 1 dengan menggunakan dua sepeda motor. Jr berboncengan dengan R, sementara Fredi berbagi motor dengan U dan F.

“Saya dan R di depan, sedangkan Fredi dengan U dan F mengikuti dari belakang. Fredi posisinya di tengah saat dibonceng oleh U. Kami berkendara dengan santai,” ujar Jr.

Namun, saat mereka hampir sampai di persimpangan Jalan Pangeran Antasari dan Jalan Dr Harun 1, tepat di depan Musholla Darussalam, tiba-tiba suasana damai itu berubah menjadi mencekam.

Jr dan teman-temannya diserang dengan lemparan batu dan botol beling dari arah gang kecil di samping musala.

“Mereka bersembunyi di gang, jadi kami tidak tahu,” kata Jr.

Korban Selamat Ungkap Kebrutalan Geng Motor di Bandarlampung
Pecahan beling dan bercak darah korban Fredi Saputra bin Romli di tembok pagar Musholla Darussalam Jalan Dr Harun 1, Tanjungkarang Timur, Kota Bandarlampung, Rabu (18/12/2024) pagi. Foto: Josua Napitupulu

Ketika peristiwa pelemparan terjadi, lanjut dia, ada tiga motor yang melintas di lokasi kejadian. Mereka terluka akibat lemparan batu dan botol beling.

Fredi, yang berada di tengah saat dibonceng, terkejut dan langsung melompat untuk berusaha menyelamatkan diri.

Rasa panik Fredi membuat motor yang ditumpanginya bersama U dan F terjatuh. Fredi berusaha kabur menyelamatkan diri ke arah Saburai saat dikejar sekelompok pemuda.

“Setelah menimpuk dengan botol kaca, batu, mereka keluar menyerang pakai senjata tajam. Pelakunya kurang lebih ada 18 orang,” ujar Jr.

Namun, Jr mengungkapkan bahwa ia tidak melihat secara langsung adik sepupunya, Fredi, mengalami kejadian mengerikan saat dibacok.

“Pas saya balik, adik saya sudah bersimbah darah. Motor yang jatuh mau dibawa juga, pas gua teriakin ‘Woi udah, udah’ akhirnya motor gak jadi dibawa,” kata dia.

Teriakan Jr membangunkan warga sekitar sehingga para pelaku urung membawa kabur motor yang dipakai Fredi bersama U dan F.

“Saya bersama warga membawa Fredi pakai motor yang gagal diambil itu ke RS Graha Husada. Saat dibawa ke RS, Fredi masih hidup tapi tidak sadarkan diri,” ujar dia.

Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, sesampainya di RS Graha Husada, Fredi menghembuskan nafas terakhir.

“Kata dokter RS Graha Husada (Fredi) sudah tidak ada lagi,” kata Jr.

Korban tewas akibat Kebrutalan geng motor di Bandarlampung dengan luka sabetan di dada sebelah kiri sepanjang 13 centimeter.

Setelah mengetahui hal itu, Jr menelepon ayahnya, Jumadi.

“Saya ditelepon anak saya pukul 03.00 WIB. Dia bilang mereka dihadang orang dan dibacok di Jalan Dr Harun. Posisi sekarang sudah dibawa ke RS Graha Husada sama warga,” tutur Jumadi.

Seorang Siswa SMPN 25 Bandarlampung Jadi Korban Tewas Aksi Kekerasan
Korban tewas aksi kekerasan, siswa Kelas IX SMPN 25 Bandarlampung Fredi Saputra bin Romli, semasa hidup. Foto: Josua Napitupulu

Sesampainya di RS Graha Husada, dokter menyarankan agar Jumadi melaporkan kejadian tragis tersebut ke Polsek Tanjungkarang Timur.

“Buat laporan katanya. Saya datanglah ke polsek, saya gedor-gedor, ada petugas yang piket satu orang, kata petugas ‘Tunggu dulu Pak. Ini belum datang rombongan’,” kata Jumadi.

Setelah menunggu selama hampir 10 menit, tutur dia, rombongan polisi langsung ke tempat kejadian perkara (TKP) bersama anaknya Jr.

“Mereka sama anak saya ke TKP. Saya tidak ikut. Saya ke RS Graha Husada bersama ibunya Fredi, takutnya nggak ada orang di RS, pada ke TKP semua,” ujar dia.

Jumadi sangat berharap pihak kepolisian dapat mengungkap kasus kematian keponakannya dan menangkap para pelaku.

Dia membantah keras dan menyesalkan pernyataan kepolisian yang menyebutkan anak dan keponakannya terlibat geng motor.

Jumadi mengenang almarhum Fredi, anak bungsu dari pasangan Romli dan Leni, sebagai sosok yang baik hati dan pendiam. Fredi memiliki hobi sepak bola dan sangat menyukai sholawatan.

“Keponakan saya masih pelajar SMP nggak mungkin jadi geng motor. Itu tidak benar. Saya tidak terima keponakan saya disebut terlibat geng motor. Kasus ini harus terungkap dan pelakunya ditangkap,” harap dia.

Baca Juga: Pelajar SMPN 25 Bandarlampung Tewas Diduga Terlibat Geng Motor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *