DASWATI.ID – Penggunaan media sosial oleh anak harus mendapat perhatian dan pengawasan lebih serius dari orangtua.
Seiring perkembangan zaman yang semakin cepat, risiko dan dampak negatif dunia maya pun terus berubah.
Oleh karena itu, orangtua perlu bijak dalam memberikan informasi dan membatasi penggunaan media sosial kepada anak-anak.
Hal ini disampaikan oleh Emir Fajar Saputra, Admin Media Sosial Ranger ANTARA Lampung.
Ia menegaskan bahwa pembatasan dan pengarahan sangat penting untuk melindungi anak dari bahaya dunia maya yang terus berkembang.
“Sebagai orangtua, jangan sampai anak-anak terjerumus ke dunia maya yang terus berubah dengan sangat cepat. Perhatian khusus dan pengawasan ekstra harus dilakukan,” ujar Emir dalam keterangannya, Kamis (22/5/2025) malam.
Ia menambahkan, orangtua harus sabar dan konsisten memberikan pemahaman tentang bahaya penggunaan media sosial seperti YouTube, Instagram, X, TikTok, dan lainnya.
Banyak konten yang tidak tersaring dengan baik sehingga berpotensi mempengaruhi perilaku anak.
“Kami membatasi penggunaan media sosial bukan karena pelit, tetapi demi kebaikan anak-anak,” jelas Emir.
Pembatasan ini juga berarti membatasi penggunaan gawai. Orangtua harus mengatur waktu agar anak tidak menggunakan gawai berjam-jam hingga mengabaikan kebutuhan dasar seperti makan.
Berbagai cara dapat dilakukan, seperti mengajak anak bermain, belajar, menonton televisi yang sesuai usia, dan membuat peraturan penggunaan gawai.
“Misalnya, anak hanya boleh menggunakan gawai saat libur sekolah dengan durasi maksimal dua jam di pagi dan malam hari,” kata dia.
Meskipun terkadang anak menolak atau menangis, orangtua harus tegas agar kebiasaan ini tidak berlanjut hingga dewasa.
Menurut Emir, pembatasan ini bukan tindakan jahat atau pelit, melainkan upaya mencegah kecanduan media sosial dan menjaga kesehatan mental anak.
Akademisi Institut Teknologi Bisnis dan Bahasa Dian Cipta Cendikia (ITBA DCC) ini juga menekankan pentingnya edukasi rutin agar anak memahami risiko penggunaan media sosial yang berlebihan.
“Dampak negatif yang mungkin timbul antara lain gangguan tidur akibat paparan cahaya biru, ketergantungan, pengurangan aktivitas fisik, cyberbullying, serta pengaruh buruk konten yang tidak sesuai,” ungkap Emir.
Namun, media sosial juga memiliki efek positif, seperti menyediakan sumber informasi yang luas, membantu anak terhubung dengan keluarga dan teman, serta menjadi wadah mengekspresikan kreativitas.
Untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan dampak negatif, orangtua dan pendidik harus:
- Mengawasi penggunaan media sosial anak secara ketat
- Membatasi waktu penggunaan media sosial
- Mengajarkan etika dan tanggung jawab dalam bermedia sosial.
“Semoga anak-anak dapat menggunakan media sosial dengan lebih aman dan efektif dengan langkah-langkah tersebut,” pungkas Emir.
Baca Juga: Prabowo Resmikan PP Perlindungan Anak di Era Digital

