DASWATI.ID – Wakil Ketua DPRD Kota Bandarlampung Sidik Efendi menekankan pentingnya kolaborasi dalam penanganan banjir di Bandarlampung.
Ia menegaskan penanganan banjir secara menyeluruh dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan, serta meminta masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai agar tidak menyebabkan pendangkalan.
“Masyarakat perlu mulai menerapkan pengelolaan sampah sederhana dari rumah,” ujar Sidik dalam keterangannya, Senin (20/1/2025) sore.
Selain itu, dia mengusulkan pembuatan biopori di setiap rumah dan peningkatan jumlah embung sebagai penampung air.
Sementara, pemerintah diminta untuk lebih tegas dalam memberikan izin pembangunan agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan.
“Kebijakan yang diambil harus ramah lingkungan. Pembangunan bisa dilakukan tanpa merusak alam,” tegas Sidik.
Baca Juga: Banjir Bandarlampung: Tragedi di Balik Investasi
Sidik pun menyampaikan keprihatinan terhadap masyarakat Bandarlampung yang terdampak banjir sejak Jumat (17/1/2025) lalu.
Dia mengimbau semua pihak untuk membantu, dengan menyoroti kebutuhan mendesak seperti pakaian layak pakai, popok bayi, makanan, dan air bersih.

Terpisah, Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Bandarlampung Agus Widodo mengapresiasi BPBD Kota Bandarlampung atas respon cepat dalam memberikan bantuan kepada warga terdampak sejak hari pertama bencana.
Kemudian Dinas Lingkungan Hidup yang menurunkan tim untuk membersihkan sampah akibat banjir, serta Dinas Damkarmat yang menyediakan mobil damkar untuk membersihkan lumpur dan sampah.
Agus Widodo juga menegaskan pentingnya kolaborasi dalam penanganan banjir di Bandarlampung.
“Banjir di Bandarlampung mengajarkan pentingnya kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan berbagai pihak untuk mengatasi dampak bencana dan mencegah kejadian serupa di masa depan,” kata dia.
Baca Juga: Pj Gubernur Apresiasi Penanganan Banjir di Bandarlampung
Pada Jumat, 17 Januari 2025, hujan deras yang mengguyur Bandarlampung menyebabkan banjir besar melanda 16 kecamatan, merendam lebih dari 14.160 rumah dan berdampak pada sekitar 11.223 jiwa.
Beberapa wilayah terdampak parah termasuk Kecamatan Panjang dan Telukbetung Selatan, dimana arus banjir menghanyutkan kendaraan dan merusak infrastruktur.