Sulitnya Mengukur Prevalensi Cacingan di Lampung: Upaya Pengumpulan Data Baru

oleh
Sulitnya Mengukur Prevalensi Cacingan di Lampung: Upaya Pengumpulan Data Baru
Ilustrasi (net)

DASWATI.ID – Provinsi Lampung, seperti halnya seluruh wilayah di Indonesia, menghadapi tantangan signifikan dalam mengukur prevalensi dan jumlah kasus infeksi cacingan.

Hingga saat ini, belum terdapat data akurat mengenai jumlah pasien yang terinfeksi kecacingan, baik di tingkat nasional maupun di 15 kabupaten/kota di Provinsi Lampung.

Kondisi ini menyulitkan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit yang disebabkan oleh cacing.

Menurut Lusi Darmayanti, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, ketika dihubungi Daswati.id dari Bandar Lampung pada Selasa (26/8/2025), saat ini tidak ada data yang menunjukkan berapa persen prevalensi infeksi cacingan di Lampung.

“Saat ini untuk jumlah pasien yang terinfeksi kecacingan baik di Indonesia maupun Provinsi Lampung belum terdapat datanya,” ungkap Lusi.

Ketiadaan data ini berarti pemerintah daerah maupun pusat kesulitan untuk mengetahui seberapa luas masalah infeksi cacingan menjangkiti masyarakat, daerah mana saja yang memiliki kasus tinggi, serta kelompok usia mana yang paling rentan.

Data yang tersedia di Program Kecacingan saat ini hanya mencatat capaian pelaksanaan pemberian obat pencegahan masal (POPM) untuk anak usia 1-12 tahun, bukan data kasus infeksi yang sebenarnya terkonfirmasi.

Menanggapi kekosongan data krusial ini, ungkap Lusi, Kementerian Kesehatan melalui Tim Kerja Neglected Tropis Disease telah meluncurkan inisiatif baru untuk pengumpulan data secara daring.

Inisiatif ini berupa penyediaan Google Form yang dapat diakses melalui tautan https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdVN3KsejtTStfFpdURh-uK6ADA1lFd9mhE_QgfAdywEDaIYQ/viewform?usp=header.

“Google Form ini ditujukan untuk pengisian data apabila terdapat pasien, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, dengan keluhan keluar cacing atau ditemukan telur cacing dari hasil pemeriksaan laboratorium,” jelas Lusi.

Formulir tersebut telah disebarluaskan ke 15 Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung untuk segera diisi.

Upaya pengumpulan data baru ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang penting untuk mengatasi sulitnya mengukur prevalensi cacingan.

“Dengan data yang lebih akurat, diharapkan upaya pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan secara lebih terarah dan efektif,” lanjut Lusi.

Ia menyampaikan infeksi cacingan sendiri disebabkan oleh masuknya telur atau larva cacing ke dalam tubuh manusia, utamanya cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale & Necator americanus).

Faktor penyebabnya meliputi kurangnya menjaga kebersihan, mengonsumsi makanan/minuman terkontaminasi, lingkungan yang kurang sehat, tidak memakai alas kaki, kurangnya akses sanitasi, dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) yang rendah.

“Dinas Kesehatan Provinsi Lampung terus berkoordinasi dengan kabupaten/kota untuk menerapkan PHBS dan menjaga kebersihan lingkungan sebagai upaya pencegahan,” pungkas Lusi.

Baca Juga: Cek Kesehatan Gratis Menyentuh Anak-Anak Istimewa di Lampung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *