Pemkot Bandarlampung Kampanye Stop Boros Pangan

oleh
Pemkot Bandarlampung Kampanye Stop Boros Pangan
Pemkot Bandarlampung kampanye Stop Boros Pangan pada acara Gerakan Pangan Murah di Taman UMKM Bung Karno pada Sabtu (7/10/2023). Foto: Josua Napitupulu

DASWATI.ID – Pemkot Bandarlampung kampanye Stop Boros Pangan untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat yang menyia-nyiakan makanan.

Pada acara Gerakan Pangan Murah di Taman UMKM Bung Karno, Sabtu (7/10/2023), Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana dinobatkan sebagai Duta Kampanye Stop Boros Pangan.

Baca Juga: Gerakan Pangan Murah di Bandarlampung Diserbu Warga

Menurut Eva Dwiana, pemborosan makanan berdampak pada lingkungan, sosial, terutama perekonomian rumah tangga.

“Hari ini kita kampanye Stop Boros Pangan karena kalau kita boros pangan ya keuangan rumah tangga juga cepat habis, tapi kalau kita hemat, insyaallah,” ujar dia.

Eva Dwiana mengatakan kampanye Stop Boros Pangan dimulai dari lingkungan keluarga.

Ia mengimbau setiap warga Bandarlampung untuk mengonsumsi makanan sesuai kebutuhan bukan keinginan.

“Terutama anak-anak kalau lagi makan kan tergantung orangtuanya. Makan seperlunya aja, bukan pelit. Kalau misalnya kurang ya kita tambah lagi. Jadi tidak terbuang,” jelas Eva Dwiana.

Pemkot Bandarlampung kampanye Stop Boros Pangan. Kampanye ini diharapkan bisa digaungkan ke setiap kecamatan dan kelurahan di kota setempat.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pangan Kota Bandarlampung, Mohammad Yusuf, menambahkan kampanye Stop Boros Pangan juga bisa dilakukan dengan mendonasikan sisa makanan yang masih layak konsumsi.

“Kami melihat di setiap wilayah kecamatan ada banyak toko roti dan rumah makan. Kami mengimbau apabila ada makanan yang tidak habis terjual dan masih layak konsumsi, ada baiknya diserahkan kepada panti asuhan, panti jompo, atau lainnya,” kata dia.

Saat ini, lanjut Yusuf, Dinas Pangan Kota Bandarlampung telah membentuk tim untuk berkeliling menghimpun sisa makanan layak konsumsi.

“Kami sudah punya tim untuk bergerak berkeliling menghimpun itu dan diserahkan kepada panti asuhan dan panti jompo. Tapi, itu perlu dukungan kendaraan untuk menampung dan mendistribusikan,” ujar dia.

Yusuf menilai kesulitan memeroleh makanan sudah berdampak pada semua golongan, mulai dari kelas menengah hingga ke bawah.

“Kesulitan memeroleh makanan itu sudah berdampak pada semua golongan. Bisa dibuktikan dengan beras SPHP itu sudah tiga ton terserap,” kata dia.

Sebagai informasi, Badan Urusan Logistik (Bulog) menyediakan hampir lima ton Beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) pada acara Gerakan Pangan Murah pagi tadi.

“Kebiasaan masyarakat kita kalau makan selalu tersisa, tidak mengambil sesuai porsinya. Sementara banyak orang lain kesulitan memeroleh makanan. Oleh sebab itu, Stop Boros Pangan harus dikampanyekan,” tegas Yusuf.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *