DASWATI.ID – Dewan Pengarah Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Provinsi Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, mengklaim Prabowo-Gibran bikin Pemilu 2024 jadi damai.
“Hanya Prabowo-Gibran yang meminta pendukungnya tidak membalas ketika dihujat, tidak boleh menjelekkan capres cawapres lain,” kata dia di Bandarlampung pada malam pergantian tahun bersama awak media, Minggu (31/12/2023) malam.
Ketua DPD Partai Gerindra Lampung ini menuturkan hasil survei yang menyebutkan masyarakat sudah lelah dengan polarisasi cebong kampret pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 lalu.
“Hampir seluruh masyarakat di Lampung capek melihat pilpres berantem terus. Masyarakat ingin pilpres kali ini damai tenteram, baik-baik saja,” ujar Mirza.
Pernyataan Mirza didukung hasil survei Litbang Kompas yang dilakukan melalui wawancara telepon pada 24-29 Mei 2022 lalu.
Sebanyak 1.004 responden berusia minimal 17 tahun dari 34 provinsi diwawancarai.
Sebanyak 40,3 persen responden dalam jajak pendapat Kompas menyebutkan, hubungan antara dua kubu capres cawapres saat itu, Jokowi – Ma’aruf Amin dan Prabowo – Sandi, semakin buruk.
Meski di sisi lain, sebanyak 45 persen responden menilai hubungan antara kedua kubu sudah semakin baik.
Sebagian besar responden atau 36,3 persen menilai hal utama yang membuat polarisasi kian meruncing adalah orang-orang yang secara sadar memperkeruh situasi.
Prabowo-Gibran bikin Pemilu 2024 jadi damai.
Mirza mengatakan Prabowo Subianto, sejak awal, sebelum tahapan Pemilu 2024 dimulai pada 14 Juni 2022 sudah mengingatkan pendukungnya untuk tidak saling menjelekkan paslon lain nantinya.
“Pak Prabowo dari jauh hari sudah bilang, kalau kita dijelekin, diam aja. Gak boleh balas menghujat, apalagi menyebarkan hoaks,” tutur dia.
Menurut Mirza, salah satu keputusan Prabowo Subianto untuk memilih Gibran Rakabuming Raka yang notabene putra Presiden RI Joko Widodo, rivalnya di Pilpres 2019 lalu, adalah untuk mengakhiri polarisasi cebong kampret.
Rekonsiliasi yang dibangun dan dirajut oleh Prabowo Subianto dan Joko Widodo pasca Pemilu 2019 diharapkan bisa berlanjut ke Pemilu 14 Februari 2024.
“Di luar kompetisi menang dan kalah, ada nilai-nilai yang harus dijaga, dan nilai ini yang diterima oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Harus korelasi ketika berbeda pilihan,” pungkas Mirza.