DASWATI.ID – Proses pengambilan keputusan di tubuh partai politik kembali menjadi sorotan dalam penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024, khususnya di Lampung Timur.
Bupati Lampung Timur Dawam Rahardjo yang juga Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) setempat, belum mendapatkan restu dari DPP dan DPW PKB untuk maju dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) Lampung Timur 2024.
Dalam acara Silaturahmi Daerah (Silatda) II Kader Penggerak NU, Selasa (23/4/2024) lalu, Ketua DPW PKB Lampung Chusnunia Chalim menyampaikan bahwa PKB belum tentu mengusung kembali Dawam Rahardjo di Pilkada Lampung Timur 2024.
“Beberapa informasi yang beredar, Dawam tidak berpeluang direkomendasikan oleh PKB sebagai Bupati Lampung Timur untuk periode kedua,” ujar pakar politik dari FISIP Universitas Lampung Darmawan Purba saat dihubungi dari Bandarlampung, Selasa (16/7/2024) malam.
Padahal, lanjut dia, sosok Dawam Rahardjo sangat potensial untuk memenangkan Pilbup Lampung Timur 2024.
“Menghadapi Pilkada 27 November 2024, semua partai melakukan evaluasi dan proyeksi berdasarkan kinerja, survei popularitas, elektabilitas, akseptabilitas, dan likeability (tingkat kesukaan pemilih),” kata Darmawan.
Dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 lalu, lanjut dia, Dawam Rahardjo membawa kemenangan besar bagi PKB dengan perolehan kursi terbanyak di DPRD Lampung Timur.
Berdasar Keputusan KPUD Lampung Timur Nomor 109 Tahun 2024 tentang Penetapan Calon Terpilih Anggota DPRD Kabupaten Lampung Timur Pemilu 2024, PKB memperoleh 12 kursi dari 50 alokasi kursi. Jumlah ini meningkat signifikan dari yang sebelumnya delapan kursi (Pemilu 2019).
Baca Juga: KPU Lampung Wanti-Wanti Calon Terpilih Wajib Lapor LHKPN
Dari segi popularitas dan elektabilitas, Dawam pun diproyeksikan memiliki peluang menang di Pilkada Lampung Timur.
“Ketika kader partai politik ini berhasil mencapai prestasi elektoral, partai secara kelembagaan semestinya memberikan apresiasi yang didasarkan pada fakta-fakta empiris dan opini publik,” ujar Darmawan.
Opini Publik vs Opini Elit
Darmawan Purba menyoroti proses pengambilan keputusan di PKB terhadap bakal calon kepala daerah yang akan diusung di Pilkada Serentak 2024.
Menurut dia, partai politik perlu mempertimbangkan dan merespon opini publik, tidak hanya opini elit partai, jika ingin maksimal menghadapi Pilkada 2024.
Opini elit partai diharapkan dapat selaras atau paling tidak sejalan dengan opini publik di akar rumput.
“Opini publik ini tercermin pada hasil capaian Pileg 2024, kinerja, dan kepuasan masyarakat,” ujar Darmawan.
Ia memandang Dawam Rahardjo memiliki poin plus dalam opini publik terkait kinerjanya sebagai Bupati Lampung Timur dan Ketua DPC PKB Lampung Timur.
“Opini publik itu menggambarkan akseptabilitas masyarakat terhadap Dawam Rahardjo,” kata dia.
Namun, jika benar Dawam tidak lagi diusung PKB, Darmawan menduga kuat proses pengambilan keputusan dilakukan secara subjektif oleh elit partai.
“Subjektivitas pengambilan keputusan lebih dominan. Padahal, substansi partai politik sebagai institusi demokrasi dalam pengambilan keputusan harus ada nilai-nilai demokrasi,” ujar Darmawan.
Pengambilan keputusan ini melibatkan semua elemen dengan cara musyawarah, jaring aspirasi, publikasi hasil survei, atau konvensi politik untuk menentukan kandidat terpilih.
“Saya rasa bukan hanya PKB, tapi semua partai politik harus melibatkan seluruh elemen organisasi dalam pengambilan keputusan untuk mewujudkan demokrasi substansial. Sehingga, keputusan itu menjadi keputusan organisasi yang diperjuangkan bersama seluruh elemen,” jelas dia.
Dampak Elektoral
Elit partai politik memiliki pengaruh besar dalam menentukan arah kebijakan dan kaderisasi partai.
“Berkaca dari pengalaman beberapa partai politik ketika mengabaikan kerja keras kader dan opini publik, itu justru melemahkan konstruksi partai,” kata Darmawan.
Di internal PKB, lanjut dia, Dawam tentunya memiliki relasi yang sudah terbangun baik dan cukup panjang dengan berbagai dinamika politik.
“Prestasi elektoral PKB Lampung Timur buah manis dari konsolidasi, kerja sama, dan kontribusi Dawam Rahardjo dalam mengelola struktur partai. Dari hal ini, terbangun loyalitas akar rumput bagi Dawam,” ujar dia.
Darmawan mengatakan tidak menutup kemungkinan terjadi penolakan di akar rumput dalam pemilihan, ketika dedikasi Dawam Rahardjo tidak diapresiasi oleh elit PKB.
“Resistensi ini mungkin tidak terang benderang, tapi secara psikologis dan teknis, penolakan ini diwujudkan dalam pilkada nanti,” jelas dia.
Ia tidak menampik friksi di internal partai politik adalah sebuah realitas.
“Namun, kalaupun misalnya ada tekanan terhadap struktur partai di bawah, daya paksanya tidak akan signifikan, mengingat setelah Pilkada 2024 tidak ada lagi event politik,” kata Darmawan.
Darmawan pun pesimis target politik PKB di Pilkada Lampung Timur 2024 tercapai apabila formula pengambilan keputusan di internal tidak objektif atau hanya diputuskan segelintir elit partai.
“Bahkan, sangat terbuka peluang bagi partai politik lainnya untuk menarik Dawam Rahardjo bergabung, karena tidak semua partai memiliki kader mumpuni dan modal sosial yang tinggi di tiap-tiap daerah,” pungkas Darmawan.