DASWATI.ID – SMAN 10 Bandar Lampung luncurkan program kewirausahaan berbasis ketahanan pangan melalui hidroponik, budidaya tanaman sayuran, dan budidaya ikan lele.
Program ini bertujuan membangun jiwa kewirausahaan dan keterampilan siswa sekaligus mengenalkan pentingnya kemandirian pangan.
Kepala SMAN 10 Bandar Lampung, Suharto, menjelaskan bahwa kewirausahaan merupakan salah satu tugas kepala sekolah sebagai manajer.
“Kami ingin membangun jiwa dan semangat kewirausahaan, sekaligus keterampilan berwirausaha siswa. Salah satu potensi yang kami kembangkan adalah budidaya tanaman sayuran dan ikan lele di lingkungan sekolah,” ujar dia di Bandar Lampung, Senin (17/2/2025).
SMAN 10 Bandar Lampung luncurkan program kewirausahaan berbasis ketahanan pangan.
Program ini memanfaatkan lahan sekolah seluas 8×12 meter yang sebelumnya ditanami pohon keras dan tanaman hias.
Lahan tersebut kini diubah menjadi kebun sayur dan kolam ikan lele.
Tanaman yang dibudidayakan meliputi sawi putih, sawi hijau, pakcoy, bayam, kangkung, seledri, daun bawang, dan terung.
Selain itu, sekolah juga mengembangkan teknik hidroponik untuk memaksimalkan hasil pertanian di lahan terbatas.
“Kami ingin menunjukkan bahwa budidaya tanaman sayuran dan ikan lele bukanlah hal sulit, melainkan sangat mudah dilakukan. Dengan tata kelola yang baik, lahan sempit pun bisa dimanfaatkan secara efektif,” tambah Suharto.
Selain sebagai sarana edukasi, kebun dan kolam tersebut juga dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi dan agrowisata bagi siswa.
“Tempat ini bisa digunakan siswa untuk beristirahat atau sekadar menikmati suasana hijau di tengah kesibukan belajar,” kata dia.

Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengajarkan keterampilan bertani, tetapi juga membangun karakter siswa.
“Kami ingin siswa memiliki mental untuk memproduksi pangan sendiri di lingkungan rumahnya. Selain itu, kegiatan ini juga membangun kebersamaan, kerja keras, saling menghargai, dan solidaritas antar siswa dan guru,” jelas Suharto.
Sebagai bentuk implementasi, sekolah telah melakukan panen bersama sebanyak dua kali.
“Kami panen bersama, makan bersama, dan membangun kerukunan sebagai satu keluarga besar,” ujar dia.
Program ini kedepannya melibatkan kolaborasi dengan pelaku UMKM dan lembaga terkait untuk memberikan pembekalan keterampilan kepada siswa.
“Harapannya, siswa tidak hanya belajar berbudidaya, tetapi juga memahami proses produksi pangan dari awal hingga akhir,” kata Suharto.
Suharto menambahkan, program ini menjadi penting karena banyak anak di perkotaan yang tidak mengenal pertanian.
“Anak-anak sering makan sayur, tetapi tidak tahu proses menanamnya. Melalui program ini, kami ingin mengenalkan proses tersebut sekaligus mendokumentasikannya sebagai bahan edukasi,” tutur dia.
Program Kewirausahaan SMAN 10 Bandar Lampung diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain untuk mengembangkan inisiatif serupa, sesuai dengan kondisi lingkungan masing-masing.
“Indonesia adalah negara agraris, tetapi banyak lahan di perkotaan yang belum termanfaatkan. Kami ingin mengubah pola pikir siswa agar lebih peduli terhadap ketahanan pangan,” pungkas Suharto.
SMAN 10 Bandar Lampung berkomitmen untuk menciptakan generasi muda yang mandiri, kreatif, dan peduli terhadap lingkungan serta ketahanan pangan nasional.
Baca Juga: Prabowo Tegaskan Lampung Jadi Lumbung Pangan Nasional 2027