DASWATI.ID – Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) dan Majelis Guru Bimbingan Konseling Indonesia (MGBKI) berkomitmen meningkatkan kualitas bimbingan konseling bagi siswa di Lampung.
Komitmen kedua lembaga tersebut dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani dalam acara Sosialisasi dan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan MGBKI dan Guru BK se-Bandar Lampung di SMAN 9 Bandar Lampung, Selasa (25/2/2025).
Nota kesepahaman ditandatangani oleh Kepala Pusat Sistem Informasi Humas dan Admisi Unjani, Sigit Anggoro, dan Ketua MGBKI Budhy Ramdhany.
“Lampung merupakan provinsi penyumbang mahasiswa terbesar kedua setelah Jawa Barat. Artinya Lampung adalah rumah kedua kami,” ujar Sigit kepada awak media usai acara penandatanganan.
Sigit menyampaikan Unjani berhasil melampaui target penerimaan mahasiswa baru tahun lalu dengan 7.235 mahasiswa, dan menargetkan 6.838 mahasiswa baru tahun ini.
“Target ini bukan turun, tapi naik dibandingkan tahun lalu. Harapan kami lebih banyak lagi mahasiswa Unjani dari Lampung. Karena jarak Lampung – Cimahi (Bandung) tidak begitu jauh ditempuh lewat jalan darat,” kata dia.
Ia menjelaskan Unjani membuka kelas kerja sama dan RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau).
“Ada beberapa institusi yang sudah bekerja sama dengan kami, utamanya dari kesatuan TNI AD. Mereka menyekolahkan prajurit-prajuritnya. Ada yang menempuh pendidikan dari D3 ke S1 atau langsung ke S1,” ujar Sigit.
Selain itu, Unjani berencana membuka program S3 Ilmu Pemerintahan yang diperuntukkan bagi TNI dan masyarakat umum.
“Tahun ini, moga-moga pertengahan tahun, sudah membuka S3 Ilmu Pemerintahan, dan sudah dipersiapkan secara formal. Ini tidak hanya untuk TNI, tapi masyarakat umum juga,” kata dia.
“Jadi, komposisi mahasiswa Unjani kebanyakan umum, meskipun ada kerja sama langsung dengan kesatuan TNI,” pungkas Sigit.
Unjani gandeng MGBKI tingkatkan kualitas konseling siswa di Lampung.
Ketua MGBKI Budhy Ramdhany mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam peningkatan kualitas layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
“Idealnya, satu guru BK menangani lima rombongan belajar (rombel), tetapi faktanya, 30 rombel hanya ditangani dua guru BK,” kata Budhy.
Ia menyoroti kurangnya sumber daya manusia (SDM) guru BK di lapangan. Meskipun kebutuhan guru BK di Lampung mencapai 780 orang, hanya 300 orang yang terpenuhi.
“Kami belum tahu persis apa penyebabnya, apakah perguruan tinggi penyelenggara prodi konseling belum mampu mengakomodir kebutuhan ini,” ujar dia.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, MGBKI bekerja sama dengan universitas mitra, termasuk Unjani, dalam menyelenggarakan pelatihan bagi guru BK.
“Melalui pelatihan ini, guru BK bisa mendapatkan ilmu dan informasi terbaru terkait perkembangan profesi mereka,” kata Budhy.
Budhy juga menanggapi stigma negatif terhadap guru BK yang dianggap hanya menangani siswa bermasalah.
“Stigma itu paradigma lama. Guru BK juga bertugas membimbing siswa terkait masa depan, karir, belajar, serta kehidupan pribadi dan sosial,” tegasnya.
Ia mengapresiasi bahwa saat ini guru BK semakin dirindukan dan ditunggu oleh siswa di sekolah.
Baca Juga: Gubernur Lampung Tegaskan Larangan Penahanan Ijazah dan Pemotongan Dana PIP