Bumi Ruwa Jurai: Nyanyian Butir Emas Kering

oleh
Bumi Ruwa Jurai: Nyanyian Butir Emas Kering
Areal persawahan di tengah pemukiman padat penduduk Kota Bandar Lampung. Dokumentasi Josua Napitupulu

DASWATI.ID – Provinsi Lampung, yang dikenal sebagai Bumi Ruwa Jurai, kembali menunjukkan perannya yang vital sebagai salah satu lumbung padi nasional.

Data terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung dalam laporan “Luas Panen dan Produksi Padi di Provinsi Lampung 2024” pada Selasa (16/9/2025) menunjukkan kinerja sektor pertanian padi yang solid sepanjang tahun 2024.

Total produksi padi di provinsi ini tercatat mencapai 2,79 juta ton gabah kering giling (GKG), sebuah angka yang menandai peningkatan sebesar 33,45 ribu ton atau 1,21 persen dari capaian tahun 2023 yang sebesar 2,76 juta ton GKG.

Peningkatan produksi ini berjalan selaras dengan perluasan area panen.

Luas panen padi pada 2024 mencapai 531,72 ribu hektare, bertambah 1,61 ribu hektare (0,30 persen) dibandingkan 530,11 ribu hektare pada tahun sebelumnya.

Ketika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan, produksi pada 2024 setara dengan 1,60 juta ton beras, naik sebanyak 19,23 ribu ton (1,21 persen) dari 1,59 juta ton pada 2023.

Ritme Panen Bergeser, Puncak Terjadi di Bulan Mei

Analisis data bulanan mengungkap adanya pergeseran pola dan ritme musim panen pada 2024.

Puncak panen padi pada tahun 2024 terjadi di bulan Mei, dengan luas panen mencapai 128,17 ribu hektare dan produksi sebesar 640,48 ribu ton GKG. Puncak ini bergeser dari tahun sebelumnya, di mana panen tertinggi terjadi pada bulan April 2023 dengan luas 111,67 ribu hektare dan produksi 629,75 ribu ton GKG.

Sementara itu, periode panen terendah pada 2024 terjadi di bulan Januari dengan luas hanya 3,35 ribu hektare dan produksi 19,18 ribu ton GKG.

Baca Juga: KPPU Soroti Perda Distribusi Gabah Lampung

Meskipun terjadi penurunan produksi signifikan pada Maret 2024 (turun sekitar 199,42 ribu ton dibandingkan Maret 2023), penurunan ini berhasil diimbangi oleh lonjakan produksi yang substansial pada bulan Mei 2024, yang peningkatannya mencapai sekitar 348,95 ribu ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kontribusi Wilayah: Tiga Kabupaten Jadi Penopang Utama

Kinerja positif sektor pertanian padi di Lampung secara dominan ditopang oleh beberapa wilayah sentra produksi.

Tiga kabupaten tercatat sebagai kontributor terbesar, baik dari sisi luas panen maupun total produksi sepanjang 2024:

  1. Kabupaten Lampung Tengah: Luas panen 107,70 ribu hektare;
  2. Kabupaten Lampung Timur: Luas panen 93,34 ribu hektare;
  3. Kabupaten Tulangbawang: Luas panen 75,34 ribu hektare.

Total produksi dari ketiga kabupaten ini saja telah mencapai 1,47 juta ton GKG, atau menyumbang 52,73 persen dari total produksi padi di Provinsi Lampung.

Jika dilihat dari perkembangan produksi, beberapa wilayah menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan:

  • Kabupaten Tulangbawang: Peningkatan terbesar dengan tambahan produksi 55.945 ton GKG;
  • Kabupaten Lampung Selatan: Peningkatan produksi sebesar 23.285 ton GKG;
  • Kabupaten Pringsewu: Peningkatan produksi sebesar 15.264 ton GKG.

Di sisi lain, beberapa kabupaten mengalami penurunan produksi terbesar, antara lain Mesuji (turun 24.954 ton), Tulangbawang Barat (turun 16.415 ton), dan Tanggamus (turun 12.145 ton).

Baca Juga: Lampung Peringkat Enam Lumbung Padi Nasional 2023

Potensi Mendatang dan Peningkatan Intensitas Lahan

Pendataan Statistik Pertanian Tanaman Pangan Terintegrasi dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA) tidak hanya memotret hasil panen, tetapi juga fase amatan lain yang memberikan gambaran potensi di masa mendatang.

Puncak luas tanaman berdiri (standing crop) pada 2024, yang merupakan indikator panen di bulan-bulan berikutnya, terjadi pada Februari dengan luasan mencapai 276,05 ribu hektare.

Data juga menunjukkan sinyal positif untuk musim tanam berikutnya. Luas persiapan lahan pada 2024 mencapai puncaknya di bulan Desember sebesar 110,81 ribu hektare, mengindikasikan persiapan masif petani untuk menyambut musim tanam awal tahun.

Salah satu temuan penting lainnya adalah penurunan signifikan luas lahan yang diberakan (tidak ditanami).

Pada 2024, total luas lahan bera menurun sebesar 253,30 ribu hektare atau 36 persen dibandingkan tahun 2023, menunjukkan bahwa petani Lampung cenderung lebih intensif dalam memanfaatkan lahan pertanian mereka.

Akurasi Data Didukung Teknologi Citra Satelit

Survei KSA yang diimplementasikan secara nasional sejak 2018 ini merupakan kolaborasi antara BPS dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), serta Badan Informasi Geospasial (BIG).

Metodologi ini menerapkan objective measurement dengan memanfaatkan kemajuan teknologi citra satelit resolusi tinggi untuk menghasilkan data yang lebih akurat, cepat, dan tepat waktu.

Pengamatan lapangan oleh petugas dilakukan secara rutin pada tujuh hari terakhir setiap bulannya untuk memverifikasi fase pertumbuhan padi.

Ketersediaan data yang akurat ini menjadi landasan fundamental bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan pangan yang responsif dan tepat sasaran.

Baca Juga: Tiongkok akan Luncurkan Satelit Lampung-1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *