DASWATI.ID – Calon Wakil Wali Kota Bandarlampung Nomor Urut 1 Aryodhia Febriansyah SZP menanyakan kolaborasi penta helix dalam membangun Kota Bandarlampung kepada Paslon Nomor Urut 2 Eva Dwiana dan Deddy Amarullah.
Menurut Aryodhia, selama ini pembangunan Kota Bandarlampung terkendala oleh keterbatasan sumber daya, khususnya anggaran, dengan masih rendahnya pendapatan asli daerah serta beban utang yang besar.
“Bagaimana pendapat Paslon 2 tentang kolaborasi dengan konsep penta helix untuk pelaksanaan pembangunan?” Kata Aryodhia dalam debat terbuka antarkandidat Pilkada Bandarlampung 2024, Jumat (15/11/2024).
Debat Publik Kedua Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandarlampung 2024 sebagai debat pamungkas mengusung tema utama “Sinergi dan Harmonisasi Pembangunan Kota Bandarlampung dalam Memperkokoh NKRI”.
Baca Juga: Debat Pilkada Bandarlampung, Eva Dwiana Bantah 7 Kelurahan Rentan Pangan
Eva Dwiana merespon pertanyaan Aryodhia dengan mengatakan,”Kayaknya paslon nomor urut 1 harus kita bawa jalan-jalan lagi ke Bandarlampung.”
Calon petahana ini menuturkan dirinya bersama Deddy Amarullah sudah melanjutkan pembangunan pasca Pandemi Covid-19.
Sepanjang tahun 2023-2024, jelas Eva Dwiana, pemkot sudah membangun GOR Way Halim, Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Siger Milenial, Gedung Mal Pelayanan Publik, UMKM, hingga infrastruktur pendidikan.
“Jadi mohon maaf kepada Paslon Nomor Urut 1, kalau masalah pembangunan kami sudah melakukan semuanya yang terbaik untuk masyarakat Kota Bandarlampung,” ujar Eva Dwiana.
Deddy Amarullah menambahkan di tengah keterbatasan anggaran, mereka juga sudah memaksimalkan pelatihan SDM agar pembangunan berkualitas.
“Pegawai Pemkot Bandarlampung, termasuk juga masyarakat, alhamdulillah kami ikut sertakan di dalam pelatihan-pelatihan supaya lebih terampil dan maju,” kata Deddy.
Baca Juga: Paslon Wali Kota Bandarlampung Bertekad Berantas Korupsi Bersama Prabowo
Menanggapi hal itu, Calon Wali Kota Bandarlampung Nomor Urut 1 Reihana menjelaskan pembangunan dengan konsep penta helix.
“Konsep penta helix dengan prinsip-prinsip gotong royong melibatkan lima unsur yaitu pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan juga media,” ujar dia.
Menurut Reihana, konsep penta helix mengedepankan sinergi, kolaborasi, dan konsistensi dalam melaksanakan rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek.
“Jangan lagi ada program-program pembangunan yang muncul di tengah-tengah, dan juga tidak sinergi dengan program-program pembangunan provinsi dan pusat,” kata dia.
“Kalau memang sudah melaksanakan semua dengan baik, kenapa masyarakat menginginkan perubahan. Terima kasih,” pungkas Reihana.
Baca Juga: PKS Usulkan Sejumlah Program Prioritas dalam APBD Bandarlampung 2025