DASWATI.ID – Romo Pandita Vihara Thay Hin Bio, Joni Kardiyanto, mengajak umat Tionghoa untuk lebih bijaksana mengambil keputusan di Tahun Baru Imlek 2025.
Tahun 2025 adalah Tahun Ular Kayu, yang melambangkan kebijaksanaan, misteri, dan fleksibilitas.
“Pesan Imlek 2025 ini mengandung makna yang mulia dan penuh harapan untuk kebahagiaan semua orang,” ujar Romo Joni di Vihara Thay Hin Bio, Pesawahan, Telukbetung Selatan, Kota Bandarlampung, Selasa (28/1/2025) malam.
Ia menyampaikan kebahagiaan sejati berasal dari cara menghadapi dan mengatasi tantangan hidup.
“Kuncinya adalah menghadapi setiap tantangan dengan ketenangan, kesabaran, dan ketelitian, sehingga kita dapat mengambil kesimpulan yang bijak,” kata dia.
Romo Joni mengajak umat Tionghoa untuk lebih bijaksana mengambil keputusan di Tahun Baru Imlek 2025, serta fleksibel dalam menghadapi perubahan, dan menggali potensi diri dengan cara yang lebih mendalam.
“Dengan sikap yang tenang dan mantap, kita dapat mencapai pencerahan. Jangan terburu-buru, tetapi pertimbangkan setiap langkah dengan baik, baru jalan,” ujar dia.
Dia berharap seluruh umat Tionghoa dapat merasakan kedamaian, kebahagiaan, dan keharmonisan dalam hidup mereka sepanjang Tahun Ular Kayu.
“Semoga semua umat Tionghoa menerima berkah dari Sang Hyang Adi Buddha, sehingga kita semua dapat hidup dengan tenang, bahagia, rukun, dan sejahtera,” pungkas Romo Joni.
Malam Tahun Baru Imlek 2025 di Vihara Thay Hin Bio.
Perayaan malam Tahun Baru Imlek 2025 di Vihara Thay Hin Bio dipenuhi dengan suasana khidmat dan penuh harapan.
Umat Tionghoa berkumpul untuk melaksanakan sembahyang, memanjatkan doa kepada Sang Hyang Adi Buddha, dan meminta berkah untuk tahun yang baru.
Lampion berwarna-warni menghiasi vihara tertua di Lampung ini, sehingga menciptakan atmosfer yang hangat dan meriah.
Dalam kebersamaan ini, umat saling mendoakan agar dapat hidup tenang, bahagia, rukun, dan sejahtera sepanjang tahun.
“Semoga kita selalu sehat dan menanamkan karma baik. Intinya, semoga Tahun Ular Kayu ini membawa hoki yang melimpah bagi kita semua,” ujar Ketua Ikatan Koko Cici Provinsi Lampung, Feberlianita.
Sebagai generasi muda Tionghoa, lanjut dia, mereka berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan budaya leluhur di tengah perubahan zaman.
“Kami generasi muda dari Koko Cici selalu melestarikan budaya Tionghoa yang ada di Lampung dan Indonesia,” kata Feberlianita.
Menurut dia, merayakan Imlek sebagai bagian dari identitas budaya Tionghoa tidak hanya menghormati leluhur.
Tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan keberagaman dalam masyarakat, khususnya dalam keluarga.
“Yang pasti, biasanya kami melakukan ritual yaitu sembahyang atau berdoa kepada leluhur lalu kami ada makan bersama keluarga dan sembahyang di malam Imlek,” ujar Feberlianita.
Baca Juga: Imlek 2025: Umat Buddha Berharap Tahun Baru Tanpa Musibah
