DASWATI.ID — Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Provinsi Lampung, Ade Utami Ibnu, menyampaikan dua filosofi utama yang menjadi landasan soliditas dan arah gerak partai: filosofi kopi yang melambangkan kehangatan internal, dan filosofi ikan tukhuk (blue marlin) yang melambangkan ketegasan dan kecepatan dalam mencapai target.
Dua pesan strategis ini disampaikan Ade dalam rangkaian acara pelantikan pengurus Dewan Pengurus Cabang (DPC) di dua lokasi berbeda.
Filosofi kopi disampaikan saat pelantikan pengurus DPC PKS se-Kabupaten Lampung Barat di Astama Boutique Hotel, Balik Bukit, pada 10 Oktober 2025.
Sementara itu, filosofi ikan tukhuk ditekankan dalam kegiatan Pelantikan DPC PKS Kabupaten Pesisir Barat di Hotel Sunset Beach, Desa Walur, pada 11 Oktober 2025, yang turut dihadiri Presiden PKS Almuzzammil Yusuf.
Filosofi Kopi: Soliditas, Proses, dan Kehangatan
Di Lampung Barat, Ade Utami Ibnu mengajak seluruh kader untuk memperkuat soliditas dan memperluas peran nyata di tengah masyarakat.
Ia menggunakan filosofi kopi sebagai cerminan nilai-nilai kebersamaan dan pelayanan. Ade menjelaskan bahwa kekompakan di tubuh partai tidak hanya bertujuan memperkuat barisan internal, tetapi juga untuk menghadirkan kehangatan dan manfaat bagi warga.
Menurutnya, secangkir kopi yang nikmat adalah hasil racikan dari berbagai karakter biji yang berpadu harmonis.
“Begitu juga PKS. Setiap kader punya peran. Tidak ada yang kecil atau besar, semua memberi rasa dalam perjuangan ini,” ujar Ade
Ia menyatakan PKS akan menjadi hambar jika semua kader sama, namun jika perbedaan disatukan dengan niat baik, hasilnya akan kuat dan menyenangkan.
Ade menekankan bahwa soliditas kader tidak dapat lahir seketika.
Layaknya kopi yang harus digiling dan diseduh dengan sabar, kekompakan lahir dari proses panjang, komunikasi yang jujur, dan keikhlasan untuk saling memahami. Partai harus menjadi tempat yang hangat, di mana setiap kader merasa dihargai dan memiliki ruang untuk berkontribusi.
Ia menambahkan bahwa budaya “ngopi bareng” mengajarkan dialog terbuka, mendengarkan, dan menumbuhkan kedekatan tanpa jarak, yang merupakan kunci menjaga semangat persaudaraan.
Lebih lanjut, Ade mengingatkan bahwa rasa pahit dalam perjalanan organisasi adalah bagian dari perjuangan yang harus dinikmati.
“Kalau kita mampu menikmati setiap proses dengan sabar, perjuangan ini akan menghadirkan kehangatan di tengah masyarakat,” kata dia.
Pelantikan pengurus DPC PKS se-Lampung Barat ini menjadi momentum untuk meneguhkan arah gerak partai dalam membangun kekompakan yang produktif dan berorientasi pada pelayanan rakyat.
Filosofi Ikan Tukhuk: Fokus, Ketegasan, dan Kecepatan Bertindak
Keesokan harinya, di Pesisir Barat, Ade Utami Ibnu berfokus pada filosofi ikan tukhuk atau blue marlin sebagai simbol soliditas dan arah gerak politik.
Ikan tukhuk dikenal sebagai pemangsa laut dalam yang kuat, cepat, dan fokus pada target, karakter yang selaras dengan semangat yang harus dimiliki pengurus PKS.
Ade menegaskan bahwa pengurus harus memiliki arah gerak politik dan sosial yang jelas, bergerak secara efektif dan terukur, bukan sekadar ramai bergerak tanpa tujuan.
“Marlin tidak pernah berenang tanpa tujuan. Ia melesat cepat menuju target. Begitu pula kita, harus punya arah gerak politik dan sosial yang jelas, bukan sekadar ramai bergerak, tapi bergerak efektif dan terukur,” ujar dia.
Ia menyoroti ketangguhan ikan tukhuk di tengah tekanan laut dalam sebagai simbol soliditas organisasi. Ia menekankan bahwa soliditas PKS diuji ketika badai datang, bukan di saat tenang.
Dalam konteks kinerja, Ade menekankan pentingnya bekerja dalam kesenyapan namun menghasilkan kinerja nyata, sebab masyarakat lebih menghargai hasil kerja daripada retorika politik.
Pengurus PKS, menurutnya, harus tegas dalam prinsip dan cepat dalam bertindak, khususnya ketika menyangkut kepentingan rakyat dan pelayanan umat.
Di akhir arahannya, Ade mengingatkan pentingnya sinergi sosial dengan pihak lain tanpa kehilangan jati diri partai.
Ia menggambarkan hal ini dengan cara ikan tukhuk hidup berdampingan dengan ekosistem laut tanpa merusaknya.
“Dalam politik dan kehidupan bermasyarakat, kita harus menjaga harmoni, bekerja sama dengan semua pihak, tapi tetap menjaga prinsip dan identitas perjuangan kita,” pungkas Ade.
Dengan filosofi ikan tukhuk ini, PKS Lampung menegaskan komitmennya untuk memperkuat struktur dan terus bergerak cepat, solid, serta memberi manfaat nyata bagi masyarakat di wilayah pesisir barat Lampung.