Dinamika Ekonomi Lampung September – Oktober 2025

oleh
Warga Bandarlampung Disarankan Pakai Cabai Bubuk
Pedagang cabai di Pasar Tugu Kota Bandarlampung mengeluhkan kenaikan harga cabai akibat El Nino, Senin (6/11//2023). Foto: Josua Napitupulu

DASWATI.ID – Dinamika ekonomi Provinsi Lampung selama periode September hingga Oktober 2025 ditandai dengan pencapaian surplus perdagangan luar negeri yang substansial di bulan September, diiringi oleh inflasi tahunan yang terkendali pada bulan Oktober, serta pergerakan beragam pada sektor transportasi dan pariwisata.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung pada Senin (3/11/2025) melaporkan surplus neraca perdagangan sebesar US$427,68 juta pada September 2025.

Sementara itu, pada Oktober 2025, provinsi ini mengalami inflasi bulanan sebesar 0,23 persen dan inflasi tahunan (y-on-y) sebesar 1,20 persen.

I. Kinerja Perdagangan Luar Negeri (September 2025)

Neraca perdagangan Lampung pada September 2025 mencatatkan surplus sebesar US$427,68 juta, yang merupakan hasil dari nilai ekspor US$544,95 juta dan nilai impor US$117,27 juta.

A. Sisi Ekspor

Nilai ekspor Lampung pada September 2025 sebesar US$544,95 juta mengalami peningkatan sebesar 9,64 persen secara tahunan (y-on-y) dibandingkan September 2024.

Secara kumulatif dari Januari hingga September 2025, total nilai ekspor mencapai US$4,83 miliar, meningkat 27,03 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2024 (US$3,8 miliar).

Dominasi ekspor kumulatif (Januari-September 2025) berasal dari tiga komoditas utama:

  1. Lemak dan Minyak Hewan/Nabati senilai US$1.983,10 juta (41,08 persen).
  2. Kopi, Teh, dan Rempah-Rempah senilai US$1.245,42 juta (25,8 persen).
  3. Bahan Bakar Mineral senilai US$533,68 juta (11,06 persen).

Tiga negara tujuan ekspor terbesar bagi Lampung sepanjang periode tersebut adalah Amerika Serikat (US$757,43 juta atau 15,69 persen), Pakistan (US$465,78 juta atau 9,65 persen), dan India (US$416,31 juta atau 8,62 persen).

B. Sisi Impor

Nilai impor pada September 2025 tercatat US$117,27 juta, meningkat tajam sebesar 69,98 persen (y-on-y) dibandingkan September 2024 (US$68,99 juta).

Secara kumulatif, nilai impor dari Januari hingga September 2025 mencapai US$1,62 miliar, naik 3,04 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Negara-negara asal impor terbesar kumulatif didominasi oleh Nigeria (US$354,00 juta atau 21,80 persen) dan Angola (US$213,34 juta atau 13,14 persen), yang keduanya memasok komoditas Bahan Bakar Mineral.

Sementara itu, Amerika Serikat menduduki peringkat ketiga dengan nilai impor US$195,98 juta, dengan komoditas utamanya adalah Kereta api, trem, dan bagiannya.

II. Tren Inflasi dan Stabilitas Harga (Oktober 2025)

Pada Oktober 2025, Provinsi Lampung mencatat inflasi bulanan (m-to-m) sebesar 0,23 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan Oktober 2024 (0,20 persen). Sementara inflasi tahunan (y-on-y) tercatat 1,20 persen, angka ini lebih rendah dibandingkan Oktober tahun sebelumnya yang sebesar 1,94 persen.

A. Pendorong Utama Inflasi (y-on-y)

Secara tahunan, kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau memberikan andil inflasi terbesar, yaitu sebesar 1,46 persen, meskipun kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya mengalami tingkat inflasi tertinggi (6,96 persen).

Komoditas utama pendorong inflasi tahunan (y-on-y) pada Oktober 2025 adalah:

  1. Emas Perhiasan (andil 0,45 persen).
  2. Bawang Merah (andil 0,39 persen).
  3. Cabai Merah (andil 0,37 persen).

Di sisi penahan laju inflasi (deflasi) tahunan, kelompok Pendidikan mengalami deflasi terbesar (17,98 persen) dengan andil sebesar 1,21 persen.

Komoditas penahan utama meliputi Sekolah Menengah Atas (andil deflasi 0,85 persen) dan Sekolah Menengah Pertama (andil deflasi 0,40 persen).

B. Inflasi Bulanan (m-to-m)

Secara bulanan, Emas Perhiasan juga menjadi penyumbang andil inflasi tertinggi (0,14 persen), diikuti oleh Daging Ayam Ras, Telur Ayam Ras, dan Cabai Merah.

Sebaliknya, Bawang Merah menjadi komoditas dengan andil deflasi bulanan terbesar (0,15 persen), menahan laju inflasi bersama Tomat, Cabai Rawit, Gula Pasir, dan Beras.

III. Keseimbangan Sektor Pertanian dan Pariwisata 

A. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) Lampung pada Oktober 2025 mengalami kenaikan tipis sebesar 0,08 persen dengan indeks mencapai 127,72.

Kenaikan ini terjadi karena penurunan indeks harga yang dibayar petani lebih cepat (0,09 persen) dibandingkan penurunan indeks harga yang diterima petani (0,01 persen).

Meskipun subsektor Tanaman Pangan (0,92 persen) dan Perikanan Budidaya (0,26 persen) mengalami kenaikan NTP, subsektor Hortikultura masih mengalami penurunan signifikan sebesar 4,64 persen.

B. Mobilitas dan Akomodasi (September 2025)

Perkembangan mobilitas penumpang angkutan umum menunjukkan tren yang beragam pada September 2025.

  • Angkutan Kereta Api mengalami kenaikan jumlah penumpang sebesar 2,68 persen (m-to-m) dan 1,02 persen (y-on-y);
  • Angkutan Laut juga naik 0,70 persen (m-to-m) dan 5,32 persen (y-on-y);
  • Sebaliknya, jumlah keberangkatan penumpang Angkutan Udara turun sebesar 8,96 persen secara bulanan dan 6,11 persen secara tahunan.

Di sektor akomodasi, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang pada September 2025 tercatat 43,37 persen, naik 2,56 persen poin dari bulan sebelumnya, namun turun 5,90 persen poin dibandingkan September 2024. TPK Hotel non-Bintang tercatat 22,88 persen pada periode yang sama.

Baca Juga: Data BPS 2025: Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang di Lampung Turun Signifikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *