DASWATI.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat tren positif yang signifikan dalam sektor tanaman pangan, memproyeksikan potensi peningkatan produksi padi pada tahun 2025.
Meskipun secara keseluruhan terdapat optimisme, data pergerakan periodik menunjukkan dinamika yang berfluktuasi sepanjang tahun.
Berdasarkan hasil Kerangka Sampel Area (KSA) amatan bulan September 2025, total produksi padi di Provinsi Lampung pada tahun 2025 berpotensi mencapai 3,20 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).
Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 408,88 ribu ton atau 14,65 persen jika dibandingkan dengan realisasi produksi tahun 2024 yang tercatat sebesar 2,79 juta ton GKG.
Kepala BPS Provinsi Lampung, Ahmadriswan Nasution, dalam siaran pers, Rabu (5/11/2025), menjelaskan bahwa lonjakan produksi ini sejalan dengan naiknya perkiraan luas panen.
Secara keseluruhan, total luas panen padi pada tahun 2025 diproyeksikan mencapai 597,48 ribu hektar, meningkat sebesar 65,76 ribu hektare atau 12,37 persen dibandingkan dengan luas panen tahun 2024 yang tercatat seluas 531,72 ribu hektare.
Fluktuasi Dinamika Tiga Babak
Meskipun data total menunjukkan peningkatan tajam, pergerakan luas panen dan produksi sepanjang tahun 2025 menunjukkan dinamika yang terbagi dalam tiga babak (Subround) periode waktu, yaitu:
1. Babak I (Januari-April 2025): Lonjakan Awal
Periode awal tahun ini menjadi motor utama optimisme. Luas panen pada Subround I mengalami peningkatan tajam sebesar 90,67 ribu hektare dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Kenaikan ini juga tercermin pada produksi, di mana Subround I mencatat peningkatan produksi sebesar 509,51 ribu ton GKG dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
2. Babak II (Mei-Agustus 2025): Penurunan Menengah
Memasuki pertengahan tahun, tren positif melambat dan berbalik. Pada Subround II, terjadi penurunan luas panen sebesar 28,58 ribu hektare.
Penurunan ini diikuti oleh penurunan produksi sebesar 99,41 ribu ton GKG pada periode Mei hingga Agustus 2025.
3. Babak III (September-Desember 2025): Penurunan Tipis
Untuk perkiraan akhir tahun, dinamika menjadi lebih stabil, namun masih menunjukkan potensi penurunan dalam metrik produksi.
Luas panen pada Subround III berpotensi mengalami peningkatan sebesar 3,67 ribu hektare dibandingkan tahun 2024.
Namun, produksi padi di Subround III diperkirakan mengalami penurunan tipis sebesar 1,22 ribu ton GKG dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024.
Konversi dan Metodologi Perhitungan
Jika dikonversikan untuk kebutuhan konsumsi masyarakat, total produksi beras di Provinsi Lampung pada tahun 2025 berpotensi mencapai 1,84 juta ton, yang berarti naik sebesar 235,05 ribu ton atau 14,65 persen dari 1,60 juta ton pada tahun 2024.
“Penghitungan potensi produksi padi ini merupakan hasil integrasi dua sistem pengumpulan data,” tambah Ahmadriswan Nasution.
Pertama, data luas panen dari Survei Kerangka Sampel Area (KSA) Padi, dan kedua dari data produktivitas yang diperoleh melalui Survei Ubinan Padi.
Catatan Sementara dan Penurunan Lahan Baku Sawah
Penghitungan potensi ini diadaptasi dengan pemutakhiran data KSA Padi tahun 2025 menggunakan Lahan Baku Sawah (LBS) tahun 2024.
LBS 2024, yang bersumber dari Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor 446.1/SK-PG.03.03/V/2024, mencatat total luas lahan baku sawah di Lampung sebesar 337.284 hektare.
Perlu dicatat bahwa LBS 2024 tersebut mengalami penurunan seluas 24.415 hektare (sekitar 6,75%) dibandingkan dengan LBS tahun 2019, yang tercatat seluas 361.699 hektare.
BPS menegaskan bahwa angka total luas panen dan produksi padi tahun 2025 yang dirilis saat ini masih merupakan angka sementara.
Angka ini mencakup potensi luas panen dan produksi untuk periode Oktober hingga Desember 2025, yang diperoleh berdasarkan hasil KSA Padi amatan bulan September 2025.
Khusus untuk perhitungan produksi padi dan beras pada periode September hingga Desember 2025, angka tersebut menggunakan rata-rata produktivitas Subround III tahun 2023-2024.
Baca Juga: Ekonomi Lampung Solid di Triwulan III-2025: Tumbuh 5,04%, Tertinggi Ketiga di Sumatra

