DASWATI.ID – Harga komoditas di pasar Bandar Lampung melonjak pada hari keempat bulan suci Ramadhan 1446 H, Rabu (5/3/2025).
Harga sejumlah komoditas di pasar tradisional Bandar Lampung, seperti kelapa, daging ayam, cabai, bawang, hingga beras, mengalami kenaikan signifikan.
Pedagang melaporkan stok barang masih tersedia, namun permintaan menurun karena daya beli masyarakat tertekan akibat kondisi ekonomi yang tidak stabil.
Faktor ekspor, cuaca, dan persaingan dengan perusahaan besar menjadi pemicu utama kenaikan harga, khususnya kelapa yang melonjak drastis sejak enam bulan terakhir.
Kelapa Jadi Sorotan Utama
Harga kelapa di Pasar Kangkung, Telukbetung Selatan, dilaporkan naik berlipat ganda.
Pedagang kelapa Maman Sulaiman (60) mengungkapkan, harga kelapa per gandeng yang biasanya Rp15.000 kini mencapai Rp20.000 hingga Rp25.000.
“Sudah enam bulan harganya naik terus. Penyebabnya ada perusahaan luar yang ‘ngontrak’ kelapa untuk ekspor ke Singapura. Mereka ambil dalam jumlah besar, satu kontainer bisa puluhan ton,” ujar Maman.
Ia menambahkan, pedagang kecil seperti dirinya kesulitan bersaing karena perusahaan tersebut berani membeli dengan harga lebih tinggi dari petani, bahkan hingga Rp100 per butir dalam jumlah ribuan.
Senada, Winda (32), pedagang kelapa dan bumbu di kawasan yang sama, menyebut harga beli dari petani sudah mencapai Rp6.500 hingga Rp7.000 per kilogram.
“Kita jual Rp12.000 sampai Rp15.000 per butir, tergantung ukuran. Kenaikan ini berkali lipat dibanding sebelumnya,” kata dia.
Winda menduga kelangkaan dipicu oleh ekspor dan persaingan dengan pembeli dari Pulau Jawa yang menawarkan harga lebih tinggi.
“Kalau nggak langsung turun ke petani, nggak bakal dapat barang,” tambahnya.
Di Pasar Perumnas Way Halim, Hotmartua Rajasyah Saragih (22), pedagang santan murni, mengatakan harga kelapa dari petani di Kalianda mencapai Rp6.000 per kilogram, dengan kualitas yang menurun.
“Ekspor ke Cina, Thailand, dan Vietnam jadi penyebabnya. Mereka pakai kelapa buat santan dan keripik,” ungkap dia.
Ia menjual kelapa Rp36.000 per kilogram, lebih mahal dibanding pedagang lain yang masih Rp25.000, demi menutup biaya operasional.
Hotmartua menilai pemerintah sulit menekan harga kecuali ekspor ditutup, meski itu dinilai mustahil karena perjanjian internasional.

Harga Komoditas Lain Ikut Naik, Permintaan Turun
Kenaikan harga tak hanya terjadi pada kelapa. Pedagang daging ayam, Wati (57), di Pasar Kangkung melaporkan harga daging ayam naik dari Rp33.000 menjadi Rp35.000 per kilogram.
“Stok aman, tapi pembeli malah menurun jauh dibanding tahun lalu. Mungkin ekonomi lagi gonjang-ganjing,” keluhnya.
Sugi (45), pedagang cabai dan bawang di Bandar Lampung, mencatat kenaikan harga signifikan.
“Cabai merah Rp55.000, cabai rawit Rp80.000, bawang merah Rp50.000 per kilo. Naik hampir 50 persen dari harga normal,” kata dia.
Meski stok tersedia, permintaan menurun memasuki awal puasa. Ia menduga faktor cuaca dan berkurangnya panen menjadi penyebab, tapi berharap harga segera turun jika stok melimpah.
Pedagang beras dan telur, Yanti (55), di Pasar Perumnas Way Halim, menyebut beras premium kini Rp15.000 per kilogram dan medium Rp12.500 per kilogram, naik Rp200 hingga Rp500 sejak awal puasa.
“Gabah susah didapat dan mahal,” ujar dia.
Harga telur ayam ras stabil di Rp28.000 per kilogram, meski sempat turun ke Rp25.000 sebelumnya. Penjualannya tetap normal karena merupakan kebutuhan pokok.
Dampak Ekonomi dan Harapan Pedagang
Para pedagang menilai kenaikan harga, terutama kelapa, berdampak luas.
Winda menyebut harga Minyakita ikut tidak stabil, dengan harga beli per dus (12 liter) Rp202.000 hingga Rp204.000, jauh dari harga resmi subsidi.
“Kita jual Rp18.000 per liter, sesuai harga beli,” katanya.
Hotmartua menambahkan, pedagang besar lebih diuntungkan ketimbang petani dalam situasi ini.
“Mustahil petani yang untung jangka panjang,” tegasnya.
Meski demikian, pedagang kecil tetap berupaya bertahan. Maman Sulaiman melayani pembelian kelapa mulai Rp5.000 demi sedikit untung, sementara Sugi optimistis harga cabai dan bawang bisa turun jika permintaan terus lesu.
Namun, tanpa intervensi pemerintah, kenaikan harga komoditas jelang puasa ini dikhawatirkan terus membebani pedagang dan masyarakat.
Baca Juga: Satgas Pangan Polda Lampung Pastikan Stok Bapokting Aman