Klasika Lampung Kupas Otoritas dan Politik di PhiloFestID 2023

oleh
Klasika Lampung Kupas Otoritas dan Politik di PhiloFestID 2023
Founder Klasika Lampung Chepry Chairuman Hutabarat. Kolase: Josua Napitupulu

DASWATI.ID – Kelompok Studi Kader atau Klasika Lampung kupas Otoritas dan Politik di PhiloFestID 2023.

Festival filsafat terbesar di Indonesia PhiloFestID 2023 akan digelar di SMA Yos Sudarso Kota Metro, Provinsi Lampung, pada 5-7 Desember 2023.

Klasika Lampung kupas Otoritas dan Politik di PhiloFestID 2023.

Founder Klasika Lampung Chepry Chairuman Hutabarat mengatakan dirinya hadir di PhiloFestID 2023 Metro untuk membahas dimensi politik yang lebih dalam dari realitas politik yang hari ini cenderung praktis, pragmatis, transaksional hingga irasional.

Pria yang akrab disapa Bang Che ini akan menyampaikan dua pokok pikirannya di ajang tahunan tersebut yaitu Privatisasi Ruang Publik dan Ekonomisasi Politik.

Privatisasi Ruang Publik

“Dimensi politik adalah dimensi publik yang berusaha menjawab persoalan menyangkut kebersamaan,” ujar Bang Che di Bandarlampung, Minggu (3/12/2023).

Dia menjelaskan secara etimologi, ‘politik’ berasal dari bahasa Yunani ‘polis’ yang berarti Negara Kota yang merupakan antitesis dari “oikos” yang bermakna “keluarga”.

Dari kata ‘polis’ ini diperoleh maksud bahwa politik adalah serangkaian kegiatan yang terkait dengan pengambilan keputusan dalam kelompok.

“Namun, hari ini politik diarahkan menjadi privatisasi ruang publik,” kata dia.

Menurut Bang Che, ketika memasuki ruang negara atau publik maka dimensi privat yang cenderung irasional harus ditanggalkan.

“Karena ruang publik harus rasional,” ujar dia.

Rasionalitas ruang publik, lanjut Bang Che, diukur dengan hukum dan aturan atau Rule of The Game.

“Untuk menjaga ruang publik dari privatisasi terdapat hukum. Kenyataannya, hukum kerap dilanggar untuk kepentingan privat,” kata dia.

Ekonomisasi Politik

Bang Che memandang saat ini politik menjadi kendaraan untuk meraup keuntungan secara ekonomis, atau uang.

“Meraup keuntungan melalui politik ini juga bersifat personal atau private,” ujar dia.

Ia menyampaikan politik hari ini semakin jauh dari ideal, bahkan minim dibicarakan.

“Padahal yang ideal penting untuk terus disuarakan untuk mengimbangi politik yang kian praktis, pragmatis, dan transaksional,” pungkas Bang Che.

Tentang PhilofestID 2023 Metro

PhiloFestID 2023 Metro mengangkat tema “Skena Filsafat”.

Kegiatan ini akan menjelajahi berbagai aspek dunia filsafat, terutama di Indonesia, dan mengembangkan pemahaman tentang kontribusi filsafat terhadap komunitas dan masyarakat.

Tema “Skena Filsafat” akan menjadi titik fokus dalam mempertimbangkan ragam perspektif, penerapan filsafat dalam kehidupan, dan hubungannya dengan fenomena aktual di masyarakat.

PhiloFestID 2023 Metro: Menenun Jejaring Komunitas Filsafat dilaksanakan secara luring dan daring.

Kegiatan luring digelar di SMA Yos Sudarso Kota Metro, Lampung. Sementara, kegiatan daring menggunakan Zoom Meeting dan Live Streaming Youtube.

Ada tiga mata acara di PhiloFestID 2023 Metro yaitu:

Elenchus

  • Sesi debat antara tema filsafat yang berbeda yang dilakukan oleh pembicara dengan perspektif yang beragam, seperti sudut pandang politik bahkan objek alam virtual.

Kulum

  • Kuliah umum terkait tema-tema filsafat di PhiloFestID ID 2023, yakni Skena (Komunitas) Filsafat yang akan diampu oleh narasumber ahli dengan pembawaan Talkshow.

Dialektika

  • Sesi dialog-interaktif mengenai tema utama PhiloFestID ID 2023 ataupun gagasan filosofis lainnya. Sebagai contoh, mempromosikan pemikiran khas dari salah satu skena tentang buku yang diterbitkan, esai atau jurnal ilmiah, dan prodi-prodi Ilmu Filsafat.

Selain itu, ada juga mata acara tambahan sebagai sesi hiburan.

Mousike atau pentas seni

  • Merupakan ruang bagi para siswa-siswi SMA Yos Sudarso untuk mengekspresikan gagasan filosofis melalui pertunjukan seni seperti musik dan tari yang menggambarkan tema yang telah dibahas.

Simposium

  • Sesi menonton dua film yang sudah ditentukan bersama di SMA Yos Sudarso, kemudian menganalisis film yang sudah ditonton bersama dengan gaya berdiskusi ala-ala simposium.

Baca Juga: Klasika Lampung Sambut Baik Sikap Tokoh Nasional Lintas Agama

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *