Lampung Blackout Ganggu Aktivitas Ekonomi

oleh
Lampung Blackout Ganggu Aktivitas Ekonomi
Ilustrasi

DASWATI.ID – Lampung blackout ganggu aktivitas ekonomi. Penduduk di Provinsi Lampung menghadapi kesulitan besar akibat pemadaman listrik menyeluruh yang terjadi pada Selasa (4/6/2024) kemarin.

Pemadaman listrik ini membuat sektor industri dan UMKM terganggu, serta mengakibatkan kerugian yang signifikan.

Salah satu pegawai gerai Kios Unggas Daging Ayam – Bebek, Aini, mengaku sempat khawatir dengan peristiwa pemadaman listrik ini.

“Listrik padam seharian sempat bikin khawatir karena daging beku jadi thawing atau cair. Bisa cepat busuk terutama nugget sosis ayam,” ujar Aini saat ditemui di Bandarlampung, Kamis (6/6/2024).

Kios Unggas merupakan salah satu unit bisnis PT Charoen Pokphand Indonesia melalui PT Primafood International yang khusus menjual daging ayam, telur, dan frozen food (makanan beku).

Aini mengaku pemadaman listrik dapat merusak kualitas daging beku yang disimpan dalam mesin pembeku.

“Alhamdulillah tidak ada yang rusak tapi bikin khawatir. Masih aman,” kata dia.

Namun, lanjut Aini, satu gerai Kios Unggas di Jalan Pulau Morotai Kota Bandarlampung terpaksa harus mengembalikan daging beku yang cair ke gudang.

Dia pun berharap pemadaman listrik tidak terjadi lagi ke depannya.

“Semoga enggak kayak ‘gitu lagi lah. Jangan seharian, kan kami bingung, takut rusak,” ujar Aini.

Lampung Blackout Ganggu Aktivitas Ekonomi
Daging beku di salah satu gerai Kios Unggas seputaran Pasar Tugu Kota Bandarlampung. Foto: Josua Napitupulu

Pemadaman listrik di Lampung telah mengganggu aktivitas sektor industri dan UMKM.

Salah satu pelaku usaha printing “Ruang Cetak” Kisno mengaku listrik padam sangat berdampak pada kegiatan usaha percetakannya.

“Dampak listrik padam, luar biasa, enggak bisa kerja. Cetak banner ini cuma bisa mengandalkan listrik, kalau pakai genset bahaya, arus listrik tidak stabil,” ujar Kisno ketika dihubungi dari Bandarlampung.

Warga Desa Sabah Balau, Lampung Selatan, ini menjelaskan mesin percetakannya hanya mengandalkan listrik dari PLN sebagai sumber daya.

“Mesin printing ini butuh daya besar. Jadi, tanpa listrik PLN tidak bisa ‘ngapa-ngapain sama sekali. Kalau dipaksa pakai genset, apalagi yang harganya Rp10 juta ke bawah, bisa rusak mesin printing saya,” kata dia.

“Terus kalau beli genset juga tidak sesuai penghasilan karena dipakainya cuma pas mati listrik,” lanjut Kisno.

Orderan menumpuk gegara blackout.

Kisno menuturkan operasional mesin cetaknya sangat bergantung pada listrik PLN. Pemadaman listrik pun mengakibatkan orderan pelanggan menumpuk.

“Pesanan pelanggan pada ‘numpuk semua. Paling saya janjikan selesai kalau listrik PLN sudah stabil. Alhamdulillah konsumen paham karena listrik padam kan keseluruhan, se-Sumbagsel (Sumatra Bagian Selatan),” ujar dia.

“Apalagi listrik padam seperti sekarang kan baru kali ini. Jadi pelanggan bisa memaklumi,” sambung Kisno.

Tak ayal, peristiwa Lampung blackout inipun menurunkan penghasilannya.

“Omset menurun 30-40 persen karena orderan tidak bisa selesai dalam sehari. Sama sekali tidak beroperasi. Teman-teman yang printing dan finishing cuma tidur-tiduran saja,” kata dia.

Kisno berharap PLN dapat mengumumkan terlebih dahulu kepada masyarakat jika ada pemadaman listrik agar dapat diantisipasi di awal.

“Harapannya ke PLN, paling tidak hal-hal kayak begini ada pengumuman lah. Jangan ujug-ujug. Kedua, jangan sampai ada listrik padam mendadak kayak begini. Itu pasti merugikan kami para pelaku UMKM,” ujar dia.

Ia juga berharap PLN dapat mengeluarkan kebijakan yang berpihak pada UMKM pasca pemadaman listrik.

“Kalaupun nanti ada kebijakan dari PLN, mungkin ada penurunan biaya listrik bulanan 10-20% biar ekonomi bangkit pasca Covid-19. Apalagi ini menjelang pilkada, bahaya banget (listrik padam) ini. Enggak bisa kerja,” pungkas Kisno.

Lampung Blackout warga andalkan genset dan lilin.

Dalam situasi pemadaman listrik di Lampung, beberapa pelaku usaha menggunakan genset untuk mempertahankan operasionalnya.

Apri warga Telukbetung karyawan Bebek Belur menuturkan tempat kerjanya mengandalkan genset dan lilin untuk penerangan di malam hari.

“Genset buat ‘ngidupin lampu ‘aja. Tiga hari ini pakai lilin. Tutup lebih awal dari biasanya pukul 21.00 WIB,” kata dia saat ditemui di toko mesin genset di Tanjungkarang Pusat, Bandarlampung.

Lampung Blackout Ganggu Aktivitas Ekonomi
Mekanik di salah satu toko mesin genset di bilangan Tanjungkarang Pusat, Kota Bandarlampung. Foto: Josua Napitupulu

Apri datang membawa dua unit mesin genset yang sudah lama tidak dipakai untuk diservis.

Pegawai toko, Rudi (28), warga Jagabaya II mengatakan penjualan dan servis mesin genset meningkat drastis akibat Lampung blackout.

“Penjualan genset meningkat dua kali lipat dalam tiga hari terakhir. Hari biasa, paling seminggu dua kali, tapi dari kemarin sampai sekarang genset habis. Terjual kurang lebih 50-an unit,” ujar dia.

Rudi mengatakan toko tempatnya bekerja sampai harus memesan genset dari Jakarta untuk memenuhi kebutuhan warga.

“Genset yang laku dari 750 Watt sampai 8.000 Watt. Mereka beli dadakan buat dipakai di rumah untuk air Sanyo, kalau buat pelaku UMKM jarang, paling satu dua unit, rata-rata sudah punya duluan,” jelas dia.

Harga genset yang ditawarkan juga bervariasi dari Rp1,2 juta sampai Rp8 jutaan tergantung merek dan kapasitas daya.

“Genset paling murah mesin dua tak. Tapi, selain menjual genset kami juga melayani servis mesin genset. Ini ada peningkatan juga, sampai mekanik kewalahan. Kami bagi dengan toko-toko di sebelah,” tutur Rudi.

Rerata kerusakan mesin genset warga pada karburator dan busi.

“Kerusakan paling banyak itu karburator dan busi karena sudah lama enggak dipakai. Supaya awet, mesin genset itu seminggu sekali atau dua kali dipanasin. Kalau enggak dipakai keran selang minyak dimatikan. Keran ditutup supaya bensin enggak mengendap di karburator,” tutup Rudi.

PLN Lampung pastikan listrik menyala 100%.

PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Lampung memastikan sudah tidak ada pemadaman listrik di Lampung dan sistem kelistrikan sudah pulih 100 persen pada Kamis (6/6/2024) pukul 00.59 WIB.

PLN UID Lampung melalui akun media sosial resminya, Instagram @plndislampung, menyampaikan kondisi kelistrikan di Lampung telah normal 100% dan sebanyak 2,6 juta listrik pelanggan telah berhasil dinyalakan kembali.

General Manager PT PLN (Persero) UID Lampung Sugeng Widodo menyampaikan suksesnya PLN menormalkan sistem kelistrikan merupakan berkat upaya dan dukungan dari seluruh stakeholder serta masyarakat.

“Sehingga saat ini semua pelanggan sudah menyala 100%,” ujar dia.

Ia mengatakan pihaknya terus berupaya melakukan pemulihan pasca gangguan pada jaringan Sutet (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) 275 kV Lubuk Linggau – Lahat.

Upaya pemulihan ini mulai dari sisi pembangkit hingga transmisi dan distribusi listrik.

Diketahui, peristiwa blackout tidak hanya terjadi di Provinsi Lampung, tapi sebagian wilayah Pulau Sumatra.

Sejak Selasa (4/6/2024) hingga Rabu (5/6/2024) aliran listrik mulai dari Aceh hingga Lampung mengalami pemadaman bergilir dengan durasi bervariasi.

Baca Juga: Wirausaha Muda Kunci Indonesia Emas 2045

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *