DASWATI.ID – Provinsi Lampung mencatatkan surplus neraca perdagangan yang signifikan dengan AS (Amerika Serikat) dan Tiongkok pada Februari 2025.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung yang dirilis pada Selasa (8/4/2025), ekspor ke AS mencapai 67,41 juta US$ dengan impor hanya 14,41 juta US$, menghasilkan surplus 53,00 juta US$.
Sementara itu, ekspor ke Tiongkok sebesar 59,24 juta US$ dengan impor 9,02 juta US$, mencatatkan surplus 50,22 juta US$.
Secara keseluruhan, neraca perdagangan Lampung di Februari 2025 surplus 234,31 juta US$, dengan total ekspor 517,93 juta US$ dan impor 283,62 juta US$.
Lampung surplus neraca perdagangan dengan AS dan Tiongkok. Surplus ini menjadi penyumbang utama kinerja positif perdagangan Lampung.
Namun, Lampung juga mencatatkan defisit dengan beberapa negara lain, seperti Angola (-79,86 juta US$), Nigeria (-75,40 juta US$), dan Thailand (-21,66 juta US$).
Surplus terbesar terjadi dengan Uni Eropa (118,67 juta US$) dan kelompok negara “Lainnya” (200,05 juta US$).
Tren neraca perdagangan Lampung sepanjang Januari 2024 hingga Februari 2025 menunjukkan kinerja yang konsisten surplus.
Puncak tertinggi terjadi pada Agustus 2024 dengan surplus 492,72 juta US$, sementara terendah pada Maret 2024 sebesar 59,33 juta US$.
Di awal 2025, surplus sedikit turun dari Januari (238,28 juta US$) ke Februari (234,31 juta US$).
Secara kumulatif, dari Januari hingga Februari 2025, Lampung mencatatkan surplus 472,59 juta US$, dengan total ekspor 995,48 juta US$ dan impor 522,88 juta US$.
Dengan ASEAN, Lampung surplus 22,63 juta US$ di Februari 2025, meskipun defisit dengan Thailand (-21,66 juta US$).
Kinerja perdagangan ini menunjukkan Lampung tetap kompetitif di pasar global, terutama dengan AS dan Tiongkok sebagai mitra utama.
Baca Juga: Ekspor dan Impor Lampung Tumbuh Pesat di Februari 2025