DASWATI.ID – Ketua Program Studi Administrasi Publik Universitas Indonesia Mandiri Tiyas Aprizal menilai debat kedua Pilkada Lampung Selatan menarik perhatian publik.
“Penyampaian visi, misi, berdasarkan tema yang diusung memberikan gambaran pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, dan pemetaan terkait isu-isu daerah sampai tingkat desa,” kata Tiyas dalam keterangannya, Minggu (27/10/2024) malam.
Debat kedua Pilkada Lampung Selatan 2024 mengusung tema “Pelayanan Masyarakat dan Isu-Isu Permasalahan Daerah” pada Jumat (25/10/2024) lalu.
Tiyas memandang pembahasan paslon terkait tema tersebut cukup mudah untuk dipahami oleh masyarakat.
Namun, lanjut dia, Paslon Nomor Urut 1 Nanang Ermanto-Antoni Imam (NATO) dinilai kurang memahami masalah dan isu yang ada di level bawah.
“Nanang sebagai calon petahana menyampaikan argumentasi yang kurang mendasar dan banyak pengulangan di berbagai sesi,” ujar Tiyas.
Menurut dia, pasangan NATO seharusnya mampu menyampaikan hasil kerja selama ini dengan akuntabilitas data dan persentase yang dimiliki, termasuk menyampaikan proyeksi kedepannya.
Hal ini, jelas Tiyas, memberikan peluang bagi Paslon Nomor Urut 2 Radityo Egi Pratama-M Syaiful Anwar untuk meraih simpati dan dukungan publik.
“Paslon Nomor Urut 2 mampu menyampaikan persoalan pelayanan dan isu daerah secara detail sampai pada fenomena yang terjadi berdasarkan fakta yang ada,” kata dia.
Di antaranya jalan rusak di desa mencapai 25%, temuan Inspektorat terkait penggunaan Dana Desa, dan juga tingginya kasus peredaran narkoba di Kabupaten Lampung Selatan.
Selain itu, ujar Tiyas, Pasangan Nomor Urut 2 juga tegas soal pemberdayaan dan peningkatan perekonomian masyarakat dengan menyediakan infrastruktur yang memadai di berbagai sektor pelayanan dan tingkatan.
“Pasangan Egi-Syaiful menginginkan pembangunan yang tepat guna dan berkelanjutan dengan cara meningkatkan anggaran untuk sektor pelayan dengan harapan mampu melibatkan masyarakat sebagai objek dari suatu kebijakan,” ujar dia.
Pemaparan para kandidat diharapkan dapat meyakinkan masyarakat dan pemilih, khususnya swing voters (pemilih mengambang).
“Swing voters sebesar 28% yang saat ini sudah memiliki pilihan, masih bisa berubah pikiran menjelang pencoblosan nanti. Tinggal bagaimana calon bupati/wakil bupati bisa meraih simpati masyarakat di sisa-sisa masa kampanye,” tutup Tiyas.
Baca Juga: Debat Publik Cerminan Kemajuan Kota Bandarlampung