DASWATI.ID – Perjalanan Provinsi Lampung dalam mengimplementasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) Agenda 2030 kembali terekam dalam publikasi terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung.
Edisi kelima dari “Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) Provinsi Lampung 2024” ini menjadi cermin progres dan tantangan yang dihadapi Bumi Ruwa Jurai, dan menyoroti pentingnya ketersediaan data yang lengkap, kontinu, dan terbuka sebagai fondasi keberhasilan.
Kepala BPS Provinsi Lampung, Ahmadriswan Nasution, menekankan bahwa publikasi ini berperan vital dalam memungkinkan seluruh pemangku kepentingan untuk memonitor dan mengevaluasi capaian 17 tujuan SDGs secara bersama-sama.
Meskipun demikian, publikasi yang dirilis pada 7 Juli 2025 ini mengakui adanya keterbatasan pembahasan yang hanya mencakup 12 dari 17 tujuan TPB, serta ketersediaan indikator yang masih terbatas pada level sub-nasional dan disagregasi karakteristik tertentu.
Kilau Capaian Menuju Asa 2030
Provinsi Lampung menunjukkan sejumlah tren positif yang menjanjikan dalam upaya pencapaian TPB:
Pengentasan Kemiskinan (Tujuan 1)
Persentase penduduk miskin cenderung menurun dari 14,29 persen pada Maret 2016 menjadi 10,62 persen pada September 2024.
Kabupaten Mesuji mencatat persentase terendah sebesar 6,31 persen pada Maret 2024.
Akses terhadap pelayanan dasar seperti air minum aman mencapai 55,36 persen, sanitasi layak 85,44 persen, dan fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air sebesar 80,97 persen pada tahun 2024, menunjukkan perbaikan kondisi.
Proporsi penduduk dewasa dengan hak atas tanah yang didasari dokumen hukum untuk rumah milik sendiri juga meningkat menjadi 93,05 persen pada 2024.
Tanpa Kelaparan (Tujuan 2)
Prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan (PoU) menunjukkan tren penurunan signifikan dari 27,59 persen pada 2016 menjadi 10,68 persen pada 2024. Prevalensi kerawanan pangan sedang atau berat juga menurun menjadi 4,41 persen pada 2024.
Produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian juga meningkat, dengan nilai tambah pertanian per tenaga kerja mencapai Rp65.283.036 pada 2024.
Kesehatan dan Kesejahteraan (Tujuan 3)
Proporsi perempuan melahirkan yang ditolong tenaga kesehatan terlatih mencapai 98,23 persen pada 2024, melampaui angka nasional.
Persentase persalinan di fasilitas kesehatan juga meningkat menjadi 95,05 persen.
“Unmet Need” pelayanan kesehatan, yaitu mereka yang sakit namun tidak berobat jalan, menurun menjadi 5,19 persen pada 2024.
Pendidikan Berkualitas (Tujuan 4)
Tingkat penyelesaian pendidikan untuk semua jenjang (SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat) menunjukkan tren peningkatan signifikan.
Angka anak tidak sekolah jenjang SMA/sederajat menurun menjadi 20,73 persen pada 2024.
Keterampilan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada remaja dan dewasa mengalami kenaikan pesat, mencapai 96,98 persen untuk remaja (15-24 tahun) dan 82,16 persen untuk dewasa (15-59 tahun) pada 2024.
Semangat perempuan untuk menempuh pendidikan tinggi juga terlihat dengan rasio APK perempuan terhadap laki-laki di perguruan tinggi yang lebih dari 100 persen.
Angka Melek Aksara (AMH) juga meningkat menjadi 97,36 persen pada 2024.
Kesetaraan Gender (Tujuan 5)
Proporsi perempuan umur 20–24 tahun yang kawin pertama sebelum 18 tahun menurun drastis menjadi 4,87 persen pada 2024.
Proporsi perempuan dalam posisi manajerial berfluktuasi namun mencapai 32,28 persen pada 2024.
Energi Bersih dan Terjangkau (Tujuan 7)
Rasio elektrifikasi di Provinsi Lampung mencapai 99,99 persen pada 2023, lebih tinggi dari nasional. Rasio penggunaan gas rumah tangga juga meningkat menjadi 92,41 persen pada 2023.
Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (Tujuan 8)
Laju pertumbuhan PDRB per kapita meningkat menjadi 3,40 persen pada 2024. Upah rata-rata per jam pekerja terus naik menjadi Rp14.327,00 pada 2024.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurun menjadi 4,19 persen pada 2024, menandakan perbaikan ekonomi.
Jumlah kunjungan wisatawan nusantara juga melonjak menjadi 19,23 juta jiwa pada 2024, melebihi angka pra-pandemi.
Mengurangi Kesenjangan (Tujuan 10)
Rasio Gini cenderung menurun tiap tahunnya, mencapai 0,301 pada Semester II/2024 yang menggambarkan penurunan ketimpangan pendapatan.
Jumlah desa tertinggal berkurang drastis menjadi hanya 19 desa pada 2024, sementara desa mandiri meningkat signifikan menjadi 53 desa.
Proporsi penduduk di bawah 50 persen dari median pendapatan juga menurun. Ini menunjukkan peningkatan kesejahteraan.
Kota dan Pemukiman Berkelanjutan (Tujuan 11)
Persentase rumah tangga dengan akses hunian layak dan terjangkau meningkat menjadi 65,96 persen pada 2024.
Indeks kualitas udara juga menunjukkan tren meningkat, mencapai 88,04 pada 2023.
Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan Tangguh (Tujuan 16)
Proporsi korban kejahatan kekerasan terus menurun yang menunjukkan perbaikan keamanan lingkungan.
Tingkat kesadaran akan pentingnya akta kelahiran juga meningkat, dengan 95,96 persen penduduk usia 0-17 tahun memiliki akta kelahiran pada 2024.
Tantangan yang Membayangi
Meskipun banyak kemajuan, beberapa tantangan fundamental masih menjadi perhatian utama:
Ketersediaan Data:
Lewat publikasi ini, BPS Lampung mengakui tantangan terbesar adalah ketersediaan data, terutama pada level sub-nasional dan disagregasi karakteristik tertentu seperti disabilitas atau kelompok pengeluaran.
Lapangan Kerja Informal:
Proporsi lapangan kerja informal di Provinsi Lampung (68-72 persen) masih lebih tinggi dari rata-rata nasional (55-60 persen). Hal ini menunjukkan kerentanan terhadap gejolak ekonomi.
Ekspor Industri Berteknologi Tinggi:
Proporsi ekspor produk industri berteknologi tinggi di Lampung cenderung menurun dan masih jauh di bawah level nasional (2,76 persen vs 20,50 persen pada 2024).
Akses Mobile Broadband:
Data seri mengenai proporsi penduduk terlayani mobile broadband belum tersedia lengkap, dan masih ada sekitar 31,06 persen penduduk Lampung yang belum menikmati fasilitas ini pada 2020.
Transportasi Umum:
Persentase penduduk terlayani transportasi umum masih tergolong rendah di Lampung (2,49 persen pada 2020), yang mengindikasikan preferensi masyarakat terhadap kendaraan pribadi.
Kualitas Air Permukaan:
Kualitas air permukaan sebagai air baku secara umum mengalami penurunan dari 68,73 persen pada 2018 menjadi 55,36 persen pada 2023.
Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, komitmen kuat BPS Provinsi Lampung dalam penyediaan data yang akurat dan inovatif menjadi fondasi penting untuk memantau Potret Pembangunan Berkelanjutan Provinsi Lampung.
Upaya kolektif dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk mencapai target-target TPB pada tahun 2030, demi mewujudkan kesejahteraan dan kelestarian di Bumi Ruwa Jurai.
Baca Juga: Mengukir Masa Depan Lampung Lewat Ekonomi dan Manusia