DASWATI.ID – Peluncuran dan diskusi tiga buku karya Ari Pahala Hutabarat akan dihelat oleh Lampung Literature pada Sabtu (7/10/2023) pukul 19.00 WIB di Gedung Graha Kemahasiswaan Universitas Lampung, Kota Bandarlampung.
Lampung Literature telah menerbitkan tiga buku karya sang maestro sastra di tanah Lampung Ari Pahala Hutabarat.
Ketiga buku tersebut yaitu “Hari-Hari Bahagia” (Antologi Puisi), “Jarah Dusta” (Antologi Puisi), dan “Kekasihku Meraih Hujan dari Jendela Kamar” (Naskah Drama).
Peluncuran dan diskusi tiga buku karya Ari Pahala Hutabarat dibahas dalam acara bertajuk “Hari-Hari Bahagia”.
Ketua Lampung Literature Devin Nodestyo mengungkapkan kegembiraannya menerbitkan kembali buku karya Ari Pahala Hutabarat.
Setelah berselang enam tahun sejak terbitnya “Rekaman Terakhir Beckett” pada 2017 lalu yang masuk 5 Besar Kategori Puisi Kusala Sastra Khatulistiwa 2018.
“Upaya optimal sudah kami lakukan agar karya ini bisa sampai ke masyarakat Indonesia khususnya Lampung, dan acara di malam 7 Oktober nanti merupakan salah satunya,” ujar Devin di Bandarlampung, Kamis (5/10/2023).
Selain diskusi karya, lanjut dia, juga akan ada sesi pembacaan puisi oleh para penyair Lampung dan pertunjukan musik.
“Kita patut merayakan kelahiran karya besar ini,” lanjut Devin.
Pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2020, Inggit Putria Marga, dijadwalkan hadir dalam acara peluncuran dan diskusi tersebut sebagai Pembahas.
“Karya-karya Ari Pahala Hutabarat semacam oase di tengah tandusnya sastra di Lampung karena sedikitnya karya yang berkualitas,” kata dia.
Inggit tidak ragu menyampaikan bahwa Ari Pahala Hutabarat adalah salah satu penyair terbaik yang dimiliki Lampung.
“Sejak dulu saya mengagumi puisi-puisinya, beliau mampu menghadirkan pengalaman-pengalaman puitik terbaik dengan teknik terbaik,” ujar dia.
Mulai dari gaya bahasa, komposisi, irama, diksi, permainan imagery, metafora, dan jukstaposisi yang ciamik.
“Dan itu semua bisa kita temukan dalam tiga karya terbarunya ini,” kata Inggit.
Sementara, penyair dan tokoh teater Indonesia Iswadi Pratama melalui laman media sosial Instagramnya mengajak kaum pembaca dan pelaku teater membeli buku tersebut terkait urgensinya terhadap perkembangan sastra di Lampung dan Indonesia.
“Karya Ari, terutama yang saya soroti buku Naskah Dramanya, merupakan lakon yang bagus dengan karakter tokoh yang kuat dan tema yang nyaris tak pernah ditemukan dalam drama-drama karya pengarang Indonesia,” jelas Iswadi.
Selain itu, lanjut dia, lakon tersebut bisa menjadi ‘wakil kuat’ dari sastra drama yang dalam khasanah sastra Indonesia selalu didominasi oleh novel, kumpulan cerpen (kumcer), dan sajak.
Baca Juga: Pameran Seni Rupa Drawing “Sepasang Sandal di Kepala”