Wakil Gubernur Lampung dr. Jihan Nurlela memimpin rapat koordinasi dan sinergi penanganan banjir di Kantor BPBD Provinsi Lampung, Bandar Lampung, Minggu (23/2/2025). Foto: Istimewa
DASWATI.ID – Pemprov Lampung tingkatkan Tanggap Darurat penanganan banjir dari sebelumnya Siaga Darurat, Minggu (23/2/2025).
Peningkatan status dari Siaga Darurat Hidrometeorologi menjadi Tanggap Darurat Hidrometeorologi, guna mempercepat upaya mitigasi dan penanganan dampak banjir.
Wakil Gubernur Lampung dr. Jihan Nurlela memimpin rapat koordinasi dan sinergi penanganan banjir di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung.
Rapat ini digelar usai peninjauan langsung ke lokasi terdampak banjir di Kota Bandar Lampung.
Dalam rapat tersebut, dr. Jihan menegaskan pentingnya respon cepat dan sinergi antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, serta instansi terkait untuk mengatasi dampak banjir.
“Kami berkoordinasi dengan OPD dan perwakilan pemerintah kota, termasuk Sekda dan BPBD. Tanggap darurat akan segera ditingkatkan agar penanganan lebih optimal,” ujar Jihan.
Rapat tersebut dihadiri oleh Pj Sekda, Kepala BPBD, Kepala BPKAD, Kasat Pol PP, Kadis BMBK, dan Kepala Bappeda.
Pemprov Lampung berkomitmen memastikan penanganan banjir tidak hanya efektif sebagai solusi jangka pendek, tetapi juga sebagai upaya pencegahan jangka panjang bagi masyarakat terdampak.
Sejumlah wilayah di Kota Bandar Lampung direndam banjir akibat hujan deras yang mengguyur kota setempat sejak Jumat (21/2) hingga Sabtu (22/2). Foto: Arsip Walhi Lampung
Selain itu, Pemprov Lampung juga menyiapkan langkah mitigasi jangka panjang, seperti normalisasi sungai dan perbaikan drainase.
“Kepala Balai sudah hadir dalam rapat ini, dan kami akan segera bergerak untuk mengatasi permasalahan banjir secara komprehensif,” tambah dia.
Pemprov Lampung tingkatkan tanggap darurat penanganan banjir dari siaga darurat.
Meski ancaman bencana cenderung menurun atau telah berakhir, tetapi gangguan terhadap kehidupan masyarakat masih berlangsung.
Banjir yang melanda Kota Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Selatan, dan Kabupaten Pesawaran, telah menyebabkan 2.181 rumah tergenang air.
Basarnas bersama Tagana, TNI/Polri, serta berbagai pihak terus melakukan upaya evakuasi dan pencarian terhadap warga yang masih terjebak di lokasi terdampak.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan ‘AWAS’ untuk Kota Bandar Lampung pada Minggu (23/2), menyusul curah hujan tinggi yang mencapai 50,6 mm sejak pukul 00.51 WIB.
Peringatan ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana lanjutan.