Perkembangan Lampung di Berbagai Sektor Tahun 2024

oleh
Direktori Industri Menengah dan Besar di Bandarlampung
Pelabuhan Panjang di Kecamatan Panjang, Kota Bandarlampung. Foto: Josua Napitupulu

DASWATI.ID – Perkembangan Provinsi Lampung di berbagai sektor sepanjang tahun 2024 menunjukkan perkembangan signifikan.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung dalam buku “Provinsi Lampung Dalam Angka 2025” Lampung menunjukkan perkembangan signifikan, mulai dari ekonomi, infrastruktur, hingga kesejahteraan masyarakat.

Berikut perkembangan Lampung di berbagai sektor tahun 2024 yang dirangkum dari data terbaru BPS “Provinsi Lampung Dalam Angka 2025”.

GEOGRAFI DAN IKLIM

Luas wilayah Lampung tercatat 33.575,41 km². Kabupaten Lampung Tengah merupakan kabupaten terluas dibandingkan dengan 14 kabupaten/kota lainnya, yaitu sebesar 13,55 persen dari luas Provinsi Lampung.

Jarak antara ibu kota provinsi, Kota Bandar Lampung, ke daerah kabupaten/kota:

  1. Bandar Lampung – Liwa (Lampung Barat): 141 km
  2. Bandar Lampung – Kota Agung (Tanggamus): 64 km
  3. Bandar Lampung – Kalianda (Lampung Selatan): 48 km
  4. Bandar Lampung – Sukadana (Lampung Timur): 53 km
  5. Bandar Lampung – Gunung Sugih (Lampung Tengah): 52 km
  6. Bandar Lampung – Kota Bumi (Lampung Utara): 80 km
  7. Bandar Lampung – Blambangan Umpu (Way Kanan): 133 km
  8. Bandar Lampung – Menggala (Tulang Bawang): 100 km
  9. Bandar Lampung – Gedong Tataan (Pesawaran): 22 km
  10. Bandar Lampung – Pringsewu (Pringsewu): 30 km
  11. Bandar Lampung – Mesuji (Mesuji): 175 km
  12. Bandar Lampung – Panaragan (Tulangbawang Barat): 106 km
  13. Bandar Lampung – Krui (Pesisir Barat): 150 km
  14. Bandar Lampung – Bandar Lampung: 0 km
  15. Bandar Lampung – Metro (Kota Metro): 37 km.

Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai.

Pada tahun 2024, suhu udara rata-rata yaitu 27,44°C dengan suhu minimum 20,60°C dan suhu maksimum 36,60°C.

Jumlah curah hujan tahun 2024 sebesar 1.887,2 mm/tahun sedangkan jumlah hari hujan sebanyak 285 hari.

PEMERINTAHAN PROVINSI LAMPUNG 

Tahun 2024, jumlah kecamatan yang ada di Provinsi Lampung yaitu sebanyak 229 kecamatan. Kabupaten Lampung Tengah memiliki kecamatan paling banyak yaitu 28 Kecamatan.

Jumlah kelurahan dan desa yang ada di Provinsi Lampung yaitu 2.654.

Jumlah Anggota DPRD Provinsi Lampung terdiri dari 85 orang yang terbagi menjadi 8 partai.

Menurut jenis kelamin, jumlah Anggota DPRD terdiri dari 68 Laki-laki dan 17 perempuan.

Pada Tahun 2024, jumlah aparatur sipil negara (ASN) di Provinsi Lampung tercatat sebanyak 129.282 yang terdiri dari 53.547 laki-laki dan 75.735 perempuan.

Realisasi Pendapatan Pemerintah Provinsi Lampung pada tahun 2024 yaitu sebesar Rp7.451.418.107,11 ribu, dan realisasi Belanja Pemerintah Provinsi Lampung yaitu Rp7.506.810.403,83 ribu.

PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN

Penduduk Provinsi Lampung Tahun 2025 berdasarkan hasil proyeksi penduduk Indonesia 2020-2035 Hasil Sensus Penduduk 2020 (pertengahan tahun/Juni) sebanyak 9.522,91 ribu jiwa yang terdiri atas 4.857,47 ribu jiwa penduduk laki-laki dan 4.665,44 ribu jiwa penduduk perempuan.

Dibandingkan dengan hasil sensus penduduk tahun 2020 September, penduduk Lampung mengalami pertumbuhan sebesar 1,12 persen.

Sementara itu, besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2025 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 104,12.

Kepadatan penduduk di Provinsi Lampung tahun 2025 mencapai 283,67 jiwa/km².

Kepadatan Penduduk di 15 kabupaten/kota cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kota Bandar Lampung dengan kepadatan sebesar 6.673 jiwa/km² dan terendah di Kabupaten Pesisir Barat sebesar 59 jiwa/km².

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Agustus 2024 mencapai 70,41. Tingkat Pengangguran Terbuka pada periode yang sama mencapai 4,19.

SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Angka Partisipasi Murni Paling Tinggi ada di Jenjang Pendidikan SD/MI dengan nilai 98,33 sementara yang terendah adalah SMA/SMK/MA dengan nilai sebesar 64,54.

Jumlah penduduk miskin Provinsi Lampung pada Maret 2024 mengalami penurunan dibandingkan Maret 2023, dari 970,67 ribu jiwa menjadi 941,23 jiwa.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Lampung mengalami peningkatan dari 72,48 di tahun 2023, menjadi 73,13 di 2024.

IPM Kabupaten Lampung Tengah merupakan IPM tertinggi untuk wilayah Kabupaten yaitu sebesar 74,16.

Sementara untuk wilayah kota, IPM Kota Bandar Lampung dan Metro tidak berbeda jauh, IPM Bandar Lampung 80,46 sementara Metro angka IPM-nya berada di 80,41.

PERTANIAN, KEHUTANAN, PETERNAKAN, DAN PERIKANAN

Produksi tanaman padi di Provinsi Lampung mencapai 2,79 juta ton selama tahun 2024, dan produksi tertinggi dihasilkan oleh Kabupaten Lampung Tengah yang mencapai 614,02 ribu ton.

Produksi beras di Provinsi Lampung tahun 2024 mencapai 1,60 juta ton.

Pada tahun 2024 jenis tanaman hortikultura untuk tanaman sayuran, produksi terbesar dihasilkan oleh tanaman cabai keriting yaitu sebesar 212,43 ribu kuintal, dimana 22,26 persen dihasilkan oleh Pringsewu.

Sedangkan untuk jenis tanaman buah-buahan, produksi terbesar dihasilkan dari buah pisang yang mencapai 15,78 ribu kuintal dengan 47,90 persen produksi dihasilkan oleh Kabupaten Lampung Selatan.

Provinsi Lampung terkenal dengan produksi kelapa sawit dan kopinya, hal ini didukung oleh produksi kedua jenis tanaman perkebunan tersebut.

Pada tahun 2024, Lampung mampu menghasilkan kelapa sawit sebesar 209,83 ribu ton dan 141,92 ribu ton kopi.

Produksi terbesar kelapa sawit dihasilkan oleh Kabupaten Tulang Bawang yang mencapai 22,91 persen dari total produksi.

Sementara Kabupaten Lampung Barat merupakan penghasil kopi terbesar mencapai 44,38 persen.

Kambing merupakan hewan ternak yang terbesar populasinya mencapai 1,97 juta ekor, sementara sapi potong ada 820,25 ribu ekor di tahun 2024.

Kambing dan sapi potong terbanyak ada di Kabupaten Lampung Tengah.

Unggas terbanyak di Provinsi lampung adalah ayam ras pedaging dengan populasi sebesar 86,90 juta ekor.

Dengan populasi tersebut, produksi daging yang dihasilkan sebanyak 105,87 ribu ton.

Pada tahun 2023, produksi perikanan tangkap di laut paling besar berada di Kabupaten Lampung Timur sebesar 57,04 ribu ton dengan nilai mencapai Rp1,30 triliun.

Untuk perikanan budidaya, produksi yang dihasilkan adalah sebanyak 17,53 ton dengan nilai yang mencapai Rp5,94 triliun.

PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Kebutuhan Listrik di Provinsi Lampung sebagian besar dipenuhi oleh PT PLN (Persero).

Rata-rata jumlah listrik terjual per bulan di Provinsi Lampung tahun 2024 sebesar 500.095.660 KWh.

Jumlah Pelanggan listrik dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Di tahun 2024 rata-rata pelanggan listrik per bulan mencapai 2.688.489 pelanggan.

Dari 21 rayon yang ada, PT PLN mampu melayani kebutuhan listrik seluruh wilayah di Provinsi Lampung dengan nilai produksi listrik sebesar 6.001.147.920 Kwh dengan nilai penjualan sebesar Rp6.299.613.173.102.

INDUSTRI MANUFAKTUR DAN KONSTRUKSI

Jumlah perusahaan industri besar dan sedang di Provinsi Lampung tahun 2024 sebanyak 408 unit dengan tenaga kerja 59.123 orang.

Industri Mikro dan Kecil dengan tenaga kerja terbesar di Provinsi Lampung pada 2024 yakni Makanan (74.679); Barang Galian Bukan Logam (36.140); Kayu, Batang dari Kayu dan Gabus (20.343) orang.

Pada tahun 2022, menurut klasifikasi pada industri besar dan sedang, jumlah perusahaan terbesar berada pada industri makanan yaitu sebanyak 230 perusahaan atau sekitar 60,37 persen.

Kategori ini juga menyerap tenaga kerja sebesar 44.469 orang atau sekitar 71,32 persen.

Sejalan dengan industri besar dan sedang, pada industri mikro dan kecil, industri makanan juga memiliki jumlah perusahaan terbesar yaitu sebanyak 35.792 perusahaan atau sekitar 42,60 persen.

Sebanyak 45,45 persen tenaga kerja juga paling banyak terserap di industri makanan.

Pada tahun 2022 terjadi peningkatan jumlah perusahaan pada industri mikro dan kecil sebanyak 4.502 perusahaan atau sekitar 5,01 persen dibandingkan tahun 2021.

Penyerapan tenaga kerja pun menurun sebanyak 14.675 orang atau sekitar 7,59 persen.

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BERBINTANG

Pada tahun 2024, jumlah akomodasi hotel berbintang di Provinsi Lampung sebanyak 28 unit dengan tingkat hunian sebesar 47,26 persen.

Sedangkan jumlah akomodasi hotel non bintang sebanyak 464 unit dengan tingkat hunian sebesar 27,20 persen.

Jumlah rumah makan/restoran di Provinsi Lampung mengalami kenaikan dari tahun 2021.

Pada tahun 2024, jumlah rumah makan/restoran mencapai 3.273 unit.

Kota Bandar Lampung menjadi wilayah penyumbang terbesar sebanyak 1.158 unit (35,38 persen).

Di sisi lain, di antara 13 Kabupaten, yang memiliki rumah makan/restoran terbanyak adalah Kabupaten Lampung Tengah dengan jumlah 382 unit.

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Panjang jalan menurut tingkat kewenangan, Jalan Provinsi, di Lampung pada tahun 2024 mencapai 1.695 km dengan kondisi 76,58 persen jalan sudah beraspal.

Jika dilihat menurut kondisi permukaan jalan, 61,60 persen dari panjang jalan provinsi yang ada di Lampung memiliki kondisi yang sudah baik.

Jumlah kendaraan bermotor di Provinsi Lampung sangatlah beragam. Pada tahun 2024 tercatat jumlah mobil penumpang sebanyak 349.498 unit, bus sebanyak 3.570 unit, truk sebanyak 198.307 unit, sepeda motor sebanyak 3,7 juta unit.

Pergerakan arus penumpang yang menggunakan moda transportasi umum seperti pesawat dan kereta api di Provinsi Lampung mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2023.

Pada tahun 2024, tercatat jumlah penumpang yang berangkat dari Bandara Radin Inten II sebanyak 579,34 ribu orang.

Sedangkan jumlah penumpang yang melalui Stasiun Kereta Api Tanjung Karang sebanyak 840,94 ribu orang.

Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Turun 14% Jelang Lebaran 2025

PERBANKAN, KOPERASI, DAN HARGA-HARGA

Pada Desember 2024, Provinsi Lampung mengalami inflasi sebesar 1,57 persen karena adanya peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 107,92 pada November 2024 menjadi 108,43 pada Desember 2024.

Baca Juga: Deflasi di Lampung Meningkat pada Februari 2025

Delapan dari sebelas kelompok pengeluaran mengalami inflasi, yaitu:

  • kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 1,83 persen;
  • kelompok pakaian dan alas kaki 2,78 persen;
  • kelompok perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga 0,58 persen;
  • kelompok kesehatan 1,19 persen;
  • kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 2,27 persen;
  • kelompok pendidikan 5,67 persen;
  • kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,97 persen; dan
  • kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 4,86 persen.

Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks (deflasi), yaitu:

  • kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,15 persen;
  • kelompok transportasi 0,51 persen; dan
  • kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,62 persen.

Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Lampung pada Desember 2024 tercatat sebesar 129,01 dengan indeks NTP yang diterima sebesar 157,85 dan indeks NTP yang dibayar sebesar 122,36.

Pada tahun 2024, jumlah bank umum yang meliputi kantor pusat, kantor cabang dan kantor cabang pembantu tercatat sebanyak 276 unit.

Sedangkan untuk jumlah Bank Perkreditan Rakyat baik kantor pusat, kantor cabang dan kantor cabang pembantu tercatat sebanyak 77 unit.

Selain itu, di Provinsi Lampung terdapat 6.136 unit koperasi primer. Persebaran terbanyak ada di Bandar Lampung dengan jumlah koperasi sebesar 995 unit.

Baca Juga: Prabowo Bentuk Koperasi Desa Merah Putih

PENGELUARAN PER KAPITA

Besarnya pendapatan yang diterima rumah tangga dapat menggambarkan kesejahteraan suatu masyarakat.

Namun data pendapatan yang akurat sulit diperoleh, sehingga dalam kegiatan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), data didekati dengan data pengeluaran rumah tangga yang dikumpulkan.

Berdasarkan hasil Susenas Maret 2024, rata-rata pengeluaran penduduk Lampung sebesar Rp1.201.473 per kapita per bulan. Pengeluaran ini turun sebesar 0,12 persen dari tahun sebelumnya.

Pengeluaran ini dibagi menjadi komoditas makanan dan komoditas bukan makanan.

Di tahun 2024, persentase pengeluaran untuk komoditas makanan adalah sebesar 54,68 persen (Rp656.937), sedangkan 52,19 persen (Rp544.537) sisanya adalah komoditas bukan makanan.

Jika dilihat sebaran pengeluaran menurut daerah tempat tinggal (perkotaan dan pedesaan) di Provinsi Lampung, pengeluaran untuk komoditas bukan makanan lebih tinggi dari komoditas makanan yaitu sebesar 50,21 persen untuk di wilayah perkotaan.

Sebaliknya, untuk wilayah perdesaan, pengeluaran untuk komoditas makanan lebih tinggi dari komoditas non makanan sebesar 58,03 persen.

NILAI EKSPOR PROVINSI LAMPUNG 

Selama tahun 2024 ekspor barang Provinsi Lampung yang diukur berdasarkan free on board (FOB) mencapai US$5,59 miliar.

Angka ini mengalami peningkatan sebesar 20,22 persen jika dibandingkan nilai total ekspor pada tahun 2023 yang mencapai US$4,65 miliar.

Dilihat berdasarkan nilai ekspor barang juga, tiga negara utama tujuan ekspor Provinsi Lampung adalah Amerika Serikat, India, dan Tiongkok.

Tiga komoditas utama yang diekspor ke luar negeri, di antaranya lemak dan minyak hewani/nabati, kopi, teh, rempah-rempahan dan bahan bakar mineral.

Persentase nilai yang di ekspor untuk masing-masing komoditas adalah 38,85, 17,97 dan 17,79 persen.

Pada kegiatan impor di Provinsi Lampung, jika dilihat dari besaran nilai Cost, Insurance, Freight (CIF) ada tiga negara utama asal impor yaitu Brazil, Nigeria, dan Australia.

Secara total, nilai impor di Provinsi Lampung sebesar US$2,11 miliar. Nilai tersebut turun sebesar 2,31 persen dari tahun sebelumnya.

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG

Perekonomian Lampung tahun 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 4,57 persen.

Laju pertumbuhan tertinggi adalah jasa lainnya sebesar 10,63 persen, sedangkan laju pertumbuhan terendah adalah pengadaan listrik dan gas -6,66 persen.

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor yang memiliki kontribusi paling besar terhadap PDRB Provinsi Lampung tahun 2024 dengan share mencapai 26,21 persen.

Angka ini menurun dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 27,30 persen.

Disusul oleh sektor Industri pengolahan sebesar 18,93 persen dan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 14,25 persen.

Sementara itu, sektor-sektor yang mengalami peningkatan andil dari tahun sebelumnya antara lain:

  • sektor industri pengolahan;
  • sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor;
  • sektor transportasi dan pergudangan; sektor informasi dan komunikasi;
  • sektor real estat;
  • sektor jasa perusahaan;
  • sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib;
  • sektor jasa pendidikan;
  • sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial; dan
  • sektor jasa lainnya.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan terjadi pada seluruh komponen pengeluaran.

Komponen pengeluaran yang tumbuh signifikan adalah komponen ekspor barang dan jasa luar negeri yang tumbuh sebesar 12,33 persen.

Diikuti komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) sebesar 11,91; komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) sebesar 4,85 persen; pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) sebesar 4,84 persen; komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 1,78 persen.

Sementara itu, komponen impor barang dan jasa tumbuh sebesar 0,27 persen.

Struktur PDRB Provinsi Lampung menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku tahun 2024 tidak menunjukkan perubahan yang berarti.

Perekonomian Lampung masih didominasi oleh Komponen PK-RT yang mencakup lebih dari separuh PDRB Lampung yaitu sebesar 63,21 persen.

Kemudian komponen PMTB sebesar 31,1 persen; komponen ekspor barang dan jasa sebesar 18,90 persen; Komponen PK-P sebesar 6,57 persen; Komponen PK-LNPRT sebesar 1,83 persen; dan Komponen Perubahan Inventori sebesar -0,24 persen.

Sementara itu, komponen impor barang dan jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 7,27 persen.

INDEKS PEMBANGUNAN

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2025 sebesar 284.438,8 ribu jiwa. Sedangkan untuk jumlah penduduk Provinsi Lampung sendiri hanya sebanyak 9.522,9 ribu jiwa atau 3,35 persen dari populasi penduduk Indonesia.

Pada tahun 2024, pertumbuhan Produk Domestik Bruto atas dasar harga konstan 2010 di Indonesia tumbuh sebesar 5,03 persen.

Sedangkan untuk Provinsi Lampung di bawah angka nasional, yaitu sebesar 4,57 persen.

Indeks Harga Konsumen di Kota Bandar Lampung dan Kota Metro pada tahun 2024 masing-masing sebesar 107,40 dan 106,43.

Sedangkan Indeks Harga Konsumen Kabupaten Lampung Timur dan Mesuji pada tahun 2024 masing-masing sebesar 110,55 dan 111,14.

Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2024 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2023 yaitu dari 25.898,55 ribu jiwa menjadi 25.219,20 ribu jiwa.

Hal ini terjadi juga di Provinsi Lampung, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan, yaitu dari 970,67 ribu jiwa di tahun 2023 menjadi 941,23 ribu jiwa di tahun 2024.

Angka Indeks Pembangunan Manusia Indonesia pada tahun 2024 sebesar 75,02 mengalami kenaikan 0,63 poin dibandingkan tahun sebelumnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *