DASWATI.ID – PT PLN Nusantara Power gandeng perusahaan asal Tiongkok, SDEPCI (Shandong Electric Power Engineering Consulting Institute Corp., LTd) untuk menggarap pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
Penandatanganan kerja sama berlangsung di Bali pada Selasa (3/9/2024) oleh Direktur Pengembangan Bisnis dan Niaga PLN Nusantara Power Muhammad Reza.
“Sinergi internasional ini menjadi jembatan PLN Nusantara Power dalam mendapatkan pengetahuan, keterampilan, keahlian, dan pengalaman dari perusahaan luar negeri yang telah berpengalaman dalam pengembangan PLTB,” kata dia.
Kerja sama PLN Nusantara Power dengan SDEPCI berlaku selama dua tahun.
Baca Juga: PLN Nusantara Power Gandeng Dua Perusahaan Asal Jepang
Direktur Utama PT PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah menyambut antusias kerja sama ini.
“Melalui kerja sama strategis ini kami telah berhasil memetakan potensi pemanfaatan angin menjadi PLTB yang mencapai 1.000 megawatt (MW) yang tersebar di 5 lokasi,” kata dia dalam keterangannya, Jumat (6/9/2024).
PLN Nusantara Power gandeng perusahaan asal Tiongkok SDEPCI untuk bekerja sama dalam pengembangan PLTB di Indonesia dan luar negeri.
Ruly berharap kerja sama PLN Nusantara Power dengan SDEPCI juga dapat memaksimalkan potensi PLTB lainnya di lokasi yang berbeda.
SDEPCI adalah anak perusahaan dari State Power Investment Corp.,Ltd. Cina yang merupakan perusahaan Fortune Global 500.
PLN Nusantara Power kian menguatkan komitmennya dalam percepatan transisi energi menuju energi hijau.
Sebelumnya, PLN Nusantara Power melalui anak perusahaannya, PLN Nusantara Renewables (PLN NR) menggandeng Total Energies, Adaro Power, tengah menyiapkan PLTB Tanah Laut di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
PLTB Tanah Laut akan menjadi proyek pembangkit listrik bertenaga angin pertama yang ada di portofolio PLN Group di Pulau Kalimantan.
PLTB ini berkapasitas 70 Megawatt (MW) yang terdiri atas 11 turbin yang masing-masing berkapasitas 6,6 MW.
Tidak hanya pembangkit utama, sebuah fasilitas Battery Energy Storage System (BESS) berkapasitas 10 MW/10MWh pun disiapkan untuk mengatasi intermitensi produksi listrik saat PLTB beroperasi.
Hal ini menjadikan PLTB Tanah Laut sebagai pembangkit listrik hybrid pertama di Indonesia yang berbasis angin.
Proyek ini juga menambah portofolio pembangkit energi baru terbarukan melalui PLN Nusantara Renewables yang telah sukses mengembangkan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) Terapung Cirata 145 MWac.
Kemudian, sinkronisasi PLTS IKN (Ibukota Nusantara)10 MW dilanjutkan menuju 50 MW, serta berbagai proyek energi terbarukan lainnya yang terus diakselerasi progresnya seperti PLTS Terapung Tembesi dan PLTA Batang Toru.
Baca Juga: PLN Nusantara Power Tandatangani Nota Kesepahaman dengan KOMIPO