PMKRI Bandarlampung dan IKMAPAL Diskusi Soal Pemberitaan Papua

oleh
PMKRI Bandarlampung dan IKMAPAL Diskusi Soal Pemberitaan Papua
PMKRI Cabang Bandarlampung dan IKMAPAL menggelar diskusi dengan tema “Merefleksikan Hidup Papua Suatu Misteri” di Margasiswa PMKRI Bandarlampung, Kamis (30/11/2023). Foto: Arsip PMKRI Bandarlampung

DASWATI.ID – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia atau PMKRI Bandarlampung dan IKMAPAL (Ikatan Mahasiswa Papua Lampung) menggelar diskusi bareng bertajuk “Merefleksikan Hidup Papua Suatu Misteri”.

Diskusi terkait pemberitaan soal Papua ini berlangsung di Margasiswa PMKRI Bandarlampung pada Kamis (30/11/2023).

Ketua Presidium PMKRI Bandarlampung, Robertus Linggar Setiaji, menyesalkan pemberitaan terkait Papua di berbagai media nasional hanya menonjolkan tentang separatisme dan aktivis-aktivis Papua.

Menurut dia, jarang sekali ada berita tentang kultur dan kehidupan Orang Asli Papua yang mestinya diketahui oleh masyarakat luar Papua.

“Literasi itu tidak didapatkan oleh masyarakat yang bukan asli Papua, akibatnya kita tahu bahwa sikap keberbedaan dan stigma buruk tampil dari kacamata masyarakat luar terhadap Papua,” ujar Robertus dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (1/12/2023) malam.

Dia menyoroti masih banyaknya anak-anak Papua yang tidak mengenyam pendidikan dan harus segera ditindaklanjuti oleh negara.

“Mengenai kejadian yang menimpa salah satu anak Papua yang sedang mengenyam pendidikan, saya rasa yang harus segera ditindaklanjuti oleh pemerintah adalah keterbukaan dengan daerah-daerah untuk berdiskusi,” kata dia.

Robertus meminta negara melakukan upaya-upaya diplomasi dalam menyelesaikan persoalan di Papua untuk menghindari konflik senjata yang menimbulkan korban jiwa dan ketakutan masyarakat sipil.

PMKRI Bandarlampung dan IKMAPAL diskusi soal pemberitaan Orang Asli Papua.

Salah satu mahasiswa dari IKMAPAL yang juga tergabung dalam PMKRI Bandarlampung, Dominggus Kosamah, menekankan bahwa generasi muda Papua saat ini memiliki beban berat yaitu mengubah perspektif masyarakat luar terhadap Orang Asli Papua di masa mendatang.

“Cara mengubahnya bagaimana? Anak Papua harus mampu mengekspresikan diri mereka dalam berbagai kegiatan, ikut aktif dalam organisasi-organisasi mahasiswa, serta memiliki literasi atau pemahaman yang baik untuk memajukan Papua,” ujar Dominggus yang menjabat sebagai Presidium Gerakan Kemasyarakatan PMKRI Bandarlampung.

Dalam acara diskusi itu, PMKRI Bandarlampung dan IKMAPAL sepakat bahwa negara harus memberikan perhatian lebih atas situasi dan kondisi di Papua.

Mereka berharap pelanggaran HAM tidak terjadi lagi di Tanah Papua, sehingga Orang Asli Papua dapat menerima hak yang sama untuk memperoleh pendidikan, dan menjalani kehidupan sosial tanpa kecemasan.

Baca Juga: Memupuk Semangat Kebangsaan di Tengah Keberagaman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *