DASWATI.ID – Malam di area panggung budaya Lampung Fest 2025 mendadak terasa lebih cerah dan optimis dengan kehadiran puluhan anak dari Komunitas Pelangi Anak Indonesia pada Sabtu (22/11/2025) malam.
Mereka tampil memukau dengan busana warna-warni, membawakan tarian Nusantara, lagu internasional, hingga medley lagu daerah Lampung seperti Lipang Lipang Dang dan Tanoh Lado.
Di tengah festival yang mengusung tema “Coffee and Tourism”, penampilan anak-anak ini menjadi suguhan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga membawa gelombang optimisme dan kebanggaan budaya.
Suara jernih khas anak-anak yang berpadu dengan gerak tari energik berhasil menarik banyak pengunjung berhenti dari keramaian area kopi dan kuliner.
Reaksi Positif dari Pengunjung dan Pemerintah
Rasa percaya diri yang ditunjukkan para penampil cilik tersebut menarik perhatian luas. Rahma (34) dari Bandar Lampung mengaku terkejut melihat betapa percaya dirinya anak-anak tampil.
“Anak saya sampai ikut joget di dekat panggung,” kata dia, mengungkapkan kegembiraannya melihat generasi kecil tampil bangga membawa budaya Lampung.
Senada dengan Rahma, Dedi (41), pengunjung asal Pringsewu, menyebut kehadiran penampilan seperti ini sangat penting di festival daerah.
Menurut Dedi, acara seperti ini bikin suasana lebih hidup. Ia menambahkan pujian bahwa melihat anak-anak tampil menumbuhkan optimisme bahwa budaya Lampung tidak akan hilang, justru makin dikenal di kalangan generasi muda.
Apresiasi tinggi juga datang dari Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Bobby Irawan.
Ia memberikan pujian atas energi positif yang disuguhkan Pelangi Anak Indonesia dan menegaskan kebanggaannya melihat anak-anak tampil energik.
Menurut Bobby Irawan, anak-anak tersebut tidak hanya menghibur, tetapi juga membawa pesan penting bahwa budaya Lampung sedang tumbuh bersama generasi mudanya.
Ia menekankan bahwa pertunjukan anak-anak ini sejalan dengan arah pembangunan pariwisata daerah yang menempatkan budaya sebagai fondasi utama.
“Lampung Fest adalah ruang belajar dan ruang tumbuh, tempat anak-anak merasa dihargai dan berani berkarya,” ujar Bobby.
Regenerasi Nyata, Bukan Wacana
Ketua Komunitas Pelangi Anak Indonesia, Riki Ramli, menjelaskan bahwa tampil di Lampung Fest adalah ruang pembuktian sekaligus peluang memperkenalkan komunitas mereka kepada masyarakat luas.
Riki menuturkan komunitasnya secara rutin berkumpul di Gedung Dewan Kesenian Lampung setiap pekan untuk belajar seni dan bahasa.
Materi yang mereka pelajari cukup beragam, seperti musik tradisional gamolan dan serdam, juga akordion. Selain itu, ada kelas bahasa Lampung dan bahasa Prancis.
“Tujuannya sederhana agar sejak kecil anak-anak sudah dekat dengan budaya dan tahu identitas dirinya,” jelas Riki.
Melalui penampilan tarian Nusantara dan medley Lampung di panggung, Riki ingin menunjukkan, bahwa regenerasi budaya itu nyata, bukan sekadar wacana.
Walau hanya berlangsung beberapa menit, penampilan Komunitas Pelangi Anak Indonesia telah meninggalkan kesan mendalam.
Mereka mengingatkan bahwa masa depan budaya tidak selalu datang dari panggung besar, melainkan sering kali lahir dari suara-suara kecil yang bernyanyi dengan penuh percaya diri.
Lampung Fest 2025, yang berlangsung selama 15 hari mulai 11–25 November 2025 di PKOR Way Halim, Kota Bandar Lampung, dengan akses gratis, telah berhasil memberikan tempat bagi generasi pewaris budaya.
Baca Juga: Tren Wisata Indonesia 2026: Imersi Budaya dan Petualangan Alam

