DASWATI.ID – Sekelompok anak muda Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung, yang tergabung dalam Teman Memilih menginisiasi gerakan untuk mencerdaskan pemilih di Pilkada Serentak 2024.
Teman Memilih diinisiasi organisasi mahasiswa Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Bandarlampung serta Pemuda Katolik Lampung.
Co-Inisiator Teman Memilih Vincensius Soma Ferrer mengatakan gerakan anak muda ini bertujuan meningkatkan antusiasme pemilih muda dalam politik.
“Gerakan Teman Memilih didasari kondisi gelaran pilkada yang tinggal menghitung waktu. Namun, edukasi perihal pesta demokrasi tingkat lokal ini masih minim,” kata Soma dalam keterangannya, Senin (10/6/2024).
Ia menyampaikan keikutsertaan anak muda dalam perhelatan politik, baik di pemilu maupun pilkada, menjadi tantangan tersendiri.
“Antusias pemilih muda pada Pilpres 2024 kemarin tinggi, tapi mereka memilih dalam kondisi minim literasi untuk menentukan siapa yang harus dipilih, atau hanya sekedar ikut saja,” ujar dia.
Oleh karena itu, Soma menekankan pentingnya gerakan anak muda mencerdaskan pemilih dalam meningkatkan kualitas dan partisipasi pemilih muda dalam Pilkada 2024.
Teman Memilih memanfaatkan media sosial Instagram @temanmemilih sebagai sarana edukasi, komunikasi, dan penyadartahuan.
“Penyadartahuan ini penting karena banyak anak muda yang belum menyadari bahwa pilkada sama pentingnya dengan pemilihan presiden,” kata dia.
Soma menjelaskan anak-anak muda belum memahami bahwa pilkada lebih dekat dengan masyarakat dalam hal isu-isu lokal dan regional.
“Sebab kepala daerah terpilih dituntut untuk menuntaskan isu dan permasalahan di daerah. Seperti infrastruktur, pendidikan dasar, kesehatan, ketersediaan lapangan kerja, upah layak, dan sebagainya,” ujar dia.
“Nyatanya, saat ini, banyak anak muda yang bisa dibilang masih apatis terhadap pilkada dengan beragam alasannya,” lanjut Soma.
Teman Memilih bangun sikap kritis pemuda.
Pemilih muda sangat mahir menggunakan teknologi digital, mulai dari media sosial hingga gadget lainnya.
Namun, kemampuan literasi digital dan kemampuan berpikir kritis masih minim untuk para pemilih muda.
“Media mainstream juga enggan memberikan edukasi politik yang menyasar segmen anak muda,” sesal Soma.
Dia memandang media menyuguhi masyarakat pemilih dengan komunikasi politik yang dinarasikan ala anak muda, namun miskin gagasan substantif dan mengerdilkan sikap kritis pemuda.
“Pemberitaan media mainstream lebih banyak menggambarkan figur dan janji politik bakal calon kepala daerah. Informasi seperti itu tak menarik bagi kalangan muda. Anak muda butuh literasi yang sederhana dan to the point,” kata dia.
Sebagai penentu arah demokrasi, lanjut Soma, sudah selayaknya antusiasme anak muda dalam politik dijaga bersama agar berkelanjutan kedepannya.
Teman Memilih gerakan anak muda Lampung mencerdaskan pemilih.
Ketua PMKRI Bandarlampung Robertus Linggar Setiaji menambahkan edukasi politik oleh Teman Memilih bersifat rasional dan independen.
“Platform ini tentu dibuat dengan harapan mengedukasi pemilih pada Pilkada 2024 nanti, sehingga pemilih tidak memilih berdasarkan tren atau gimmick, namun benar-benar rasional melihat rekam jejak calon,” pungkas Robertus.
Baca Juga: Memupuk Semangat Kebangsaan di Tengah Keberagaman