DASWATI.ID – Universitas Lampung bangun RSPTN tipe C sebagai pusat layanan unggulan untuk berbagai penyakit tropis, endokrinologi, geriatri, dan rehabilitasi medis di Pulau Sumatra.
Pembangunan RSPTN didanai Asia Development Bank (ADB) melalui proyek Higher Education for Technology and Innovation (HETI).
Manajer Unit Implementasi Proyek (PIU) HETI Universitas Lampung, Prof Satria Bangsawan, mengatakan proyek ini mencakup pembangunan RSPTN serta Integrated Research Center (IRC) sehingga memungkinkan penelitian langsung di tempat.
“Pembangunan telah memasuki tahap konstruksi dan pengembangan kapasitas sejak diluncurkan pada 11 Februari 2022, dengan rencana penyelesaian pada tahun 2026,” ujar dia dalam keterangan resmi Universitas Lampung, Sabtu (16/3/2024).
RSPTN dan IRC mulai dibangun tahun ini dengan kapasitas 100 tempat tidur dan fokus pada persiapan peralatan dan SDM yang akan mengelola rumah sakit tersebut.
SDM RSPTN akan dipersiapkan secara matang untuk mendukung Universitas Lampung sebagai Center of Excellence.
“Universitas Lampung akan merekrut spesialis IT dan Hospital Management Specialist yang akan diberikan pelatihan,” kata Prof Satria.
Ke depan, RSPTN Universitas Lampung akan berubah status menjadi rumah sakit tipe B dengan rencana berkelanjutan.
Sekretaris PIU HETI Universitas Lampung, Dr Intanri Kurniati berharap RSPTN dapat menjadi rumah sakit pendidikan yang berbeda dari rumah sakit swasta.
Proyek HETI Universitas Lampung berada di bawah pengawasan tim ADB, PMU melalui Kemendikbud, Kementerian Keuangan, dan Bappenas.
“Dengan adanya dukungan pinjaman dari ADB, Universitas Lampung berharap dapat mewujudkan impian memiliki RS yang telah digagas sejak 2008,” ujar dia.
Hadirnya RSPTN dan IRC Universitas Lampung juga diharapkan dapat memberikan kontribusi besar bagi masyarakat Lampung dalam bidang kesehatan dan meningkatkan reputasi Unila sebagai World Class University.
Tender pembangunan RSPTN Universitas Lampung tipe C.
Universitas Lampung bangun RSPTN tipe C dengan konsep ramah lingkungan, berbasis IT, efisiensi energi, tahan gempa, dan responsif terhadap gender serta disabilitas, dan ditargetkan beroperasi pada 2026.
TIM Pokja Tender RSPTN Universitas Lampung (Unila) mengumumkan hasil evaluasi pengadaan civil works paket CWU untuk pembangunan RSPTN, IRC, dan WWTP Universitas Lampung.
Berdasarkan laporan evaluasi, tender telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Guideline ADB dan menggunakan ADB Standard Bidding Document yang telah disetujui oleh ADB.
Tender untuk proyek ini dipublikasikan di SPSE Kemendikbudristek pada 5 Oktober 2023, dengan batas waktu pemasukan penawaran pada 6 November 2023 pukul 15:00 WIB.
Sebanyak lima perusahaan mengajukan dokumen penawaran sebelum batas waktu yang ditentukan.
Adapun harga penawaran dari masing-masing penyedia meliputi, PT MAM (Rp181,856,449,762.82); PT Nindya Karya (Rp192,865,665,859.12); PT Waskita Karya (Rp204,102,000,000.00); PT Brantas Abipraya (Rp208,066,577,900.00); dan PT Adhi Karya (Rp211,598,000,000.000).
Evaluasi terhadap penyedia dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Tim Pokja Tender RSPTN Unila juga didampingi Inspektorat Jenderal (Irjen) Kemendikbudristek dalam proses tender ini untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang mengatur penggunaan dana pinjaman dari luar negeri.
Tahapan yang dilalui sebelum menetapkan pemenang meliputi reviu dari Inspektorat Jenderal pada 4-8 Desember 2023 dan paparan di hadapan eselon 1 pada 22 Desember 2023.
Bid Evaluation Report (BER) telah disampaikan ke ADB pada 28 Desember 2023 untuk mendapatkan No Objection Letter (NOL) sebelum diumumkan ke dalam LPSE.
Hasil tender paket CWU Universitas Lampung diumumkan setelah terbitnya NOL ADB dan Persetujuan KPA pada 14 Februari 2024.
Selama masa sanggah dari 14 hingga 19 Februari 2024, terdapat surat sanggah yang masuk dari penyedia yang tidak berhasil dalam tender ini. Tim Pokja telah memberikan jawaban sesuai dengan ketentuan dan regulasi yang berlaku.
Hak jawab sanggah banding yang diberikan kepada penyedia yang ditolak juga telah disiapkan jadwalnya di dalam LPSE, namun tidak dipergunakan oleh penyedia.
Oleh karena itu, PPK dapat menindaklanjuti dengan menerbitkan Surat Perintah Penyediaan Barang dan Jasa (SPPBJ) serta dokumen kontrak kepada penyedia peringkat terendah yang menang dalam tender ini, yaitu PT Nindya Karya.
Informasi lebih lanjut terkait proses tender ini dapat diakses melalui laman LPSE Kemendikbudristek https://lpse.kemdikbud.go.id/eproc4/evaluasi/15833025/hasil.
Tim Pokja Tender RSPTN Universitas Lampung juga memberikan penolakan kepada salah satu perusahaan yang tidak memenuhi persyaratan mengikuti lelang.
Alasan utama penolakan adalah perusahaan tersebut tidak memenuhi persyaratan penyampaian Jaminan Penawaran (Bid Security) baik dalam bentuk hard copy maupun soft copy.
Baca Juga: Pembangunan RSPTN Unila Diharapkan Libatkan SDM Lokal