DASWATI.ID – Impor alutsista dongkrak devisa Lampung. Alutsista (alat utama sistem senjata) berupa senjata dan amunisi ini masuk Top 5 Devisa Impor Lampung.
Adapun Top 5 Devisa Impor Lampung periode Januari – Juli 2024 tersebut yakni Senjata dan amunisi; Minyak Mentah; Makana Olahan Lainnya (Gula); Ternak Lainnya (Binatang Hidup); Bungkil dan Residu.
“Sebagian besar komoditas Top 5 penghasil devisa impor di regional Lampung sampai dengan Juli 2024 tumbuh positif,” ujar Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Sumatra Bagian Barat Estty Purwadiani Hidayatie di Bandarlampung, Kamis (22/8/2024).
Hal itu disampaikan Estty kepada awak media dalam konferensi pers APBN KiTA Provinsi Lampung Realisasi Sampai Dengan 31 Juli 2024.
Impor alutsista dongkrak devisa Lampung. Estty memaparkan devisa impor senjata dan amunisi, makanan olahan lainnya, minyak mentah, ternak lainnya, mengalami pertumbuhan positif dibandingkan tahun lalu (year of year/yoy).
Senjata dan amunisi sebesar 100% (yoy); Minyak Mentah 7,01% (yoy); Makana Olahan Lainnya (Gula) 42,25% (yoy); Ternak Lainnya (Binatang Hidup) 44,90% (yoy).
“Sementara Bungkil dan Residu mengalami perlambatan sebesar -26,67% (yoy),” lanjut Estty.
Ia menyampaikan hal sebaliknya terjadi pada devisa ekspor Lampung dalam periode yang sama.
Sebagian komoditas Top 5 penghasil devisa ekspor di regional Lampung tumbuh negatif seperti Minyak Kelapa Sawit; Batu Bara; Kopi; Bubur Kertas (pulp); Bungkil dan Residu.
Devisa ekspor Batu Bara mengalami perlambatan sebesar -10,58% (yoy); Bubur Kertas -0,37% (yoy); Bungkil dan Residu -15,79% (yoy).
“Sedangkan Minyak Kelapa Sawit dan Kopi mengalami kenaikan devisa ekspor masing-masing sebesar 21,29% (yoy) dan 1,91% (yoy),” kata Estty.
Alutsista Top 5 Devisa Impor Lampung.
Terkait kenaikan signifikan devisa impor Senjata dan Amunisi di Lampung, ia menjelaskan impor senjata dan amunisi bukan kegiatan rutin dalam penerimaan Kepabeanan dan Cukai.
“Senjata dan amunisi masih diimpor semua, dan bukan sesuatu yang sifatnya rutin. Ini diimpor oleh Kemenhan (Kementerian Pertahanan), dalam hal ini Mabes TNI, melalui Lampung. Dan Lampung hanya pintu masuknya saja,” ujar dia.
Menurut Estty, impor senjata dan amunisi untuk memodernisasi alutsista secara berkala.
“Untuk peremajaan atau pelatihan, tapi penggunaannya dimana, kami tidak tahu,” kata dia.
Ia mengaku realisasi importasi senjata dan amunisi TNI ini memengaruhi perubahan neraca perdagangan dan devisa.
Penerimaan Kepabeanan dan Cukai di Lampung.
Secara keseluruhan, ujar Estty, penerimaan Kepabeanan dan Cukai di Lampung sepanjang Januari-Juli 2024 sebesar Rp516,96 miliar atau 39,04% dari target sebesar Rp1.324,14 miliar, dengan kinerja turun sebesar -20,88% (yoy).
“Penerimaan Bea dan Cukai terealisasi 39,04%, dengan tetap memperhatikan kondisi perekonomian internasional serta menjaga penerimaan ekspor dan impor,” lanjut dia.
Cukai tumbuh positif sebesar 1.429,65% dipengaruhi Realisasi Pemesanan Pita Cukai (CK-1) atas komoditas rokok elektrik.
Bea Masuk mengalami peningkatan sebesar 41,13% akibat peningkatan importasi Gula dan Beras.
Sedangkan Bea Keluar mengalami perlambatan sebesar -58,13% dipengaruhi oleh penurunan harga CPO di pasar global.
Estty mengatakan pihaknya berupaya mendorong pertumbuhan ekspor di Lampung dengan menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Asistensi Ekspor ke Luar Negeri bersama Atase Perdagangan kepada UMKM di Provinsi Lampung online.
Kemudian, Pemberian kemudahan kepada Pengusaha Kawasan Berikat dalam pemasukan dan pengeluaran barang curah.
“Serta asistensi kepada UMKM termasuk pendampingan ekspor ke dan pencanangan Desa Devisa untuk komoditas pisang, kopi, dan madu,” kata Estty.
Ia berharap pencanangan Desa Devisa dapat mendukung pengembangan pangsa pasar UMKM terhadap tiga komoditas tersebut di Lampung.
Baca Juga: Bea Cukai Sumbagbar Musnahkan Barang Ilegal Senilai Rp8 Miliar Lebih