Oleh: Mahendra Utama–Eksponen 1998
DASWATI.ID – Dalam sepekan terakhir, Provinsi Lampung telah menjadi sorotan publik dengan serangkaian peristiwa penting yang menggambarkan dinamika sosial, hukum, dan politik di daerah ini.
Empat isu utama telah mewarnai ruang publik: pemeriksaan terhadap mantan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, pemeriksaan mantan Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona, kasus narkoba yang melibatkan pengurus HIPMI Lampung, serta aksi damai mahasiswa dan masyarakat sipil.
Baca Juga: Arinal Djunaidi dan Jerat Dana PI
Sekilas, rangkaian peristiwa ini mungkin menimbulkan kesan negatif, namun sesungguhnya, setiap kejadian menyimpan pelajaran berharga dan harapan bagi perjalanan demokrasi dan penegakan hukum di Sai Bumi Ruwa Jurai.
Belajar dari Proses Hukum Pemimpin
Pemeriksaan terhadap dua tokoh penting daerah, Arinal Djunaidi dan Dendi Ramadhona, menegaskan prinsip bahwa jabatan tidaklah kebal hukum.
Meskipun proses ini merupakan tantangan berat bagi individu yang bersangkutan, serta keluarga dan pendukung mereka, namun di baliknya terkandung pesan krusial: masyarakat memiliki hak untuk memperoleh keadilan dan transparansi terkait penggunaan uang negara.
Jika proses hukum ini dapat berjalan secara adil dan profesional, ini berpotensi menjadi tonggak penting yang menunjukkan bahwa Lampung sedang dalam upaya untuk menegakkan integritas, meskipun melalui jalan yang penuh tantangan.

Pembelajaran dan Pemulihan Integritas Kaum Muda
Kasus narkoba yang menyeret pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Lampung juga telah mengejutkan publik. Kejadian ini menimbulkan keprihatinan mengingat HIPMI seharusnya menjadi organisasi teladan.
Namun, dari peristiwa ini, kita dapat menarik hikmah tentang pentingnya pembinaan, pengawasan, dan pendampingan moral yang berkelanjutan bagi generasi muda, khususnya mereka yang berada dalam lingkaran kekuasaan ekonomi maupun organisasi.
Penting untuk tidak kehilangan kepercayaan terhadap potensi anak-anak muda Lampung karena satu kasus, melainkan menjadikannya sebagai peringatan untuk mereka agar semakin memperkuat karakter dan menjaga kehormatan diri.
Harapan yang Tumbuh dari Jalanan
Di tengah berbagai kabar yang menekan, muncul secercah harapan dari aksi damai ribuan mahasiswa dan masyarakat.
Mereka berhasil menyampaikan aspirasi mereka dengan tertib, dan yang lebih menggembirakan, pemerintah daerah merespons dengan sikap terbuka.
Pemandangan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal yang duduk lesehan bersama mahasiswa di jalan, mendengarkan kritik dan harapan mereka, adalah simbol indah bahwa demokrasi dapat tumbuh subur dalam semangat kebersamaan, bukan permusuhan.

Ini menunjukkan bahwa kritik dapat ditanggapi bukan dengan kemarahan, melainkan dengan kesediaan untuk mendengar dan berdialog.
Baca Juga: Demokrasi Lampung: Kedewasaan Rakyat, Ujian Pemerintah
Menuju Masa Depan Lampung yang Bermartabat
Keempat isu ini membawa kita pada satu kesadaran kolektif: Lampung kini berada di persimpangan jalan.
Ada sisi gelap yang harus dihadapi dengan keberanian, namun juga ada sisi terang yang memberikan harapan untuk masa depan.
Masa depan yang lebih baik bagi Lampung akan terwujud jika hukum dapat ditegakkan dengan adil, jika generasi muda mampu menjaga integritas, dan jika ruang demokrasi terus dibuka dengan semangat dialogis.
Oleh karena itu, tugas ini adalah tanggung jawab bersama bagi seluruh elemen masyarakat—mulai dari pejabat, pengusaha, mahasiswa, hingga masyarakat luas—untuk menjaga semangat tersebut, merawat harapan, menguatkan kejujuran, dan bersama-sama membangun Lampung yang bermartabat.
Sejarah tidak selalu ditulis oleh mereka yang berkuasa, melainkan oleh mereka yang berani menjaga harapan. (*)