Banjir Bandarlampung Terus Melanda Daerah di Bantaran Sungai

oleh
Banjir Bandarlampung Terus Melanda Daerah di Bantaran Sungai
Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana saat meninjau korban banjir bandang di Kelurahan Rajabasa Nunyai, Kecamatan Rajabasa, Bandarlampung, Minggu (25/2/2024) sore. Foto: Josua Napitupulu

DASWATI.ID – Hasil kajian Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung menyebutkan banjir Bandarlampung terus melanda daerah di bantaran sungai.

Kajian Walhi Lampung dalam satu dekade terakhir menemukan banjir Bandarlampung kian intens dan meluas hingga Sabtu (24/2/2024) malam.

Walhi mencatat terdapat 11 titik banjir tersebar di tujuh kecamatan berikut:

  1. Jalan Lintas Sumatra Hajimena (Rajabasa);
  2. Belakang kampus Politeknik Negeri Lampung/Polinela (Rajabasa);
  3. Perumahan Ragom Gawi (Kemiling);
  4. Rajabasa Nunyai (Rajabasa);
  5. Universitas Teknokrat (Kedaton);
  6. Gang Cuek Way Halim Permai (Way Halim);
  7. RS Urip Sumoharjo (Way Halim);
  8. Gang Persada Kalibalau (Kedamaian);
  9. Perumahan Karunia Indah (Sukabumi);
  10. Cucian Andre (Kedamaian);
  11. Jalan Laksamana Yos Sudarso dekat pabrik CV Bumi Waras (Telukbetung Selatan).

“Kesebelas titik banjir ini secara geografis berada di sekitar daerah bantaran sungai,” kata Direktur Eksekutif Daerah Walhi Lampung Irfan Tri Musri di Bandarlampung, Minggu (25/2/2024).

Baca Juga: Rajabasa Nunyai Diterjang Banjir Bandang

Menurut Walhi, kian meluasnya cakupan wilayah yang terdampak banjir adalah gambaran dari kebijakan Pemerintah Kota Bandarlampung yang tidak mengedepankan aspek lingkungan hidup dalam pembangunan.

Hal itu terlihat dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandarlampung dimana hampir semua kawasan ditetapkan sebagai kawasan perekonomian.

“Ruang terbuka hijau yang seharusnya minimal 20 persen, di dalam RTRW Kota Bandarlampung hanya tersisa sekitar 4,5 persen,” ujar Irfan.

Baca Juga: Walhi Kecam Keras Pemkot Atas Hilangnya Taman Hutan Kota Bandarlampung

Mitigasi banjir Bandarlampung dari hulu ke hilir.

Walhi Lampung menilai persoalan banjir di Bandarlampung mesti ditangani dari hulu ke hilir secara paralel dan komprehensif oleh pemerintah kota setempat.

Mulai dari ketersediaan ruang terbuka hijau sebagai daerah tangkapan air, menerapkan sistem drainase yang baik, memperdalam dan memperlebar sungai, menertibkan bangunan di sekitar bantaran sungai, menata pengelolaan sampah, serta meningkatkan kesadaran masyarakat.

“Upaya mitigasi ini harus dilakukan dari hulu ke hilir dan tidak bisa dilakukan secara parsial, tapi dijalankan bersamaan secara paralel,” kata Irfan.

Program Grebek Sungai yang digulirkan oleh Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana di awal pemerintahannya pun dinilai kurang efektif meminimalisir banjir karena dilakukan secara parsial.

“Program ini memang salah satu upaya meminimalisir banjir, dan harusnya dijalankan secara paralel dengan program lain karena penyebab banjir bukan hanya satu, tapi ada beberapa faktor,” ujar Irfan.

Di samping itu, masyarakat di daerah rawan banjir juga perlu mendapatkan edukasi dan peringatan dini bencana.

“Pemerintah kota tidak pernah menyiapkan upaya mitigasi dalam penanggulangan bencana. Dibuktikan dengan masyarakat kebingungan ketika akan mengungsi. Dimana titik evakuasi yang aman bagi masyarakat selain di tempat kerabat,” kata Irfan.

Banjir Bandarlampung Terus Melanda Daerah di Bantaran Sungai
Sumber: Walhi Lampung

Banjir Bandarlampung yang terus melanda daerah di bantaran sungai mengundang keprihatinan Walhi Lampung.

“Sepertinya Pemerintah Kota Bandarlampung masih belum sadar juga selama ini. Sampai kapan hal ini akan diteruskan?” Pungkas dia.

Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana saat meninjau korban banjir di salah satu kecamatan menyampaikan pemerintah kota akan memperbaiki talud dan tanggul penahan air di bantaran sungai agar mampu menampung debit air saat hujan lebat.

“Kami akan buat yang kokoh lagi karena banjir di luar dugaan kita, karena kalau sudah kiriman kita nggak bisa ngomong,” ujar dia.

Eva Dwiana juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada di tengah cuaca ekstrim saat ini.

“Masyarakat perlu berhati-hati karena cuaca sekarang sedang ekstrim,” kata dia.

Baca Juga: Korban Banjir Bandang Rajabasa Nunyai Terima Bantuan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *