DASWATI.ID – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Provinsi Lampung mendesak stabilisasi harga singkong di Lampung dalam aksi unjuk rasa di DPRD Provinsi, Kamis (23/1/2025) siang.
Seratusan mahasiswa dari 10 Cabang IMM yang ada di Provinsi Lampung menyoroti ketidakstabilan harga singkong di Lampung.
Koordinator Lapangan, Firmansyah, dalam orasinya mengatakan ketidakpastian harga singkong telah menjadi perhatian serius, karena dampaknya terhadap kesejahteraan petani dan buruh tani.
“Kami, mahasiswa yang tergabung dalam DPD IMM Lampung menyampaikan sejumlah tuntutan kepada pemerintah,” ujar dia.
Dalam pernyataan sikap Nomor: 039/D-11/III/2025, DPD IMM Provinsi Lampung menuntut stabilisasi harga singkong sebagai bagian dari komitmen pemerintah menjalankan Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya poin “No Hunger” dan “No Poverty.”
Pemerintah pusat diminta turun langsung menyelesaikan masalah ini sesuai visi “Asta Cita” Presiden Prabowo untuk pemerataan ekonomi dari desa.
Mahasiswa juga mendesak pencabutan izin perusahaan yang tidak mematuhi instruksi pemerintah, serta penghentian impor tapioka yang dinilai merusak stabilitas harga lokal.
Selain itu, mereka meminta singkong dijadikan komoditas pangan strategis dengan hilirisasi produk yang adil.
Pemerintah diharapkan memberikan edukasi, subsidi pupuk, dan bantuan kepada petani untuk meningkatkan kualitas pertanian.
“Jika tuntutan ini tidak direalisasikan dalam waktu tiga hari, mahasiswa mendesak pejabat terkait untuk mundur dari jabatannya,” kata Firmansyah.
Mereka berkomitmen mengawal isu ini hingga ke pemerintah pusat demi kesejahteraan petani Lampung.