Mahusa Unila Sukses Buka Jalur Lintas Gunung Katopasa-Kondoruang

oleh
Mahusa Unila Sukses Buka Jalur Lintas Gunung Katopasa-Kondoruang
Tim Ekspedisi Tapak Jejak Sulawesi Mahusa Universitas Lampung sukses membuka jalur pendakian dari puncak Gunung Katopasa (2.865 Mdpl) menuju puncak Gunung Kondoruang (2.870 Mdpl) di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, pada 1-19 Agustus 2024. Foto: Istimewa

DASWATI.ID – Mahasiswa Hukum Sayangi Alam Universitas Lampung atau Mahusa Unila sukses buka jalur lintas Gunung Katopasa-Kondoruang di Sulawesi Tengah.

Tiga anggota Mahusa Unila; Sandy Komara Tungga, Idza Aradha, dan Ardian Fahrulianto, sukses melintasi puncak Gunung Katopasa (2.865 Mdpl) menuju puncak Gunung Kondoruang (2.870 Mdpl) dalam Ekspedisi Tapak Jejak Sulawesi di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah.

“Kegiatan ini sukses terlaksana selama 19 hari sejak 1-19 Agustus 2024 dengan lancar dan sesuai target yang direncanakan tim ekspedisi,” ujar Idza Aradha dalam keterangannya, Kamis (22/8/2024).

Idza Aradha satu-satunya perempuan dalam Tim Ekspedisi Tapak Jejak Sulawesi.

“Tim berjumlah 11 personel dari Mahusa Unila, Mapala Kumtapala Universitas Tadulako, dan Mapalasta UIN Makassar,” kata dia.

Mahusa Unila Sukses Buka Jalur Lintas Gunung Katopasa-Kondoruang
Idza Aradha (depan) satu-satunya perempuan dalam Tim Ekspedisi Tapak Jejak Sulawesi Mahusa Universitas Lampung. Foto: Istimewa

Mahusa Unila sukses buka jalur lintas Gunung Katopasa-Kondoruang di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah.

Tim Ekspedisi Tapak Jejak Sulawesi menempuh perjalanan sejauh ±50 Km melintasi medan terjal berbatu dan berlumut.

“Namun, berhasil kami lewati karena tim telah mempersiapkan jalur, logistik, serta perlengkapan pendukung dengan baik,” ujar Idza.

Tim ekspedisi Mahusa Unila hilang kontak 6 hari.

Ekspedisi Tapak Jejak Sulawesi di Gunung Katopasa dan Gunung Kondoruang dimulai dari Desa Mire dan berakhir di Desa Linte Tua.

Idza menuturkan timnya sempat hilang kontak dengan Tim Bankom (Bantuan Komunikasi) selama enam hari dalam pendakian.

“Saat membuka jalur, tim sempat hilang kontak selama 6 hari dengan Tim Bankom yang berjaga di bawah, sehingga menimbulkan kekhawatiran,” kata dia.

Vegetasi lebat, dan jarak lokasi kedua tim yang terlalu jauh menyebabkan sinyal alat komunikasi Handy Talkie (HT) terputus.

“Setelah menggunakan perangkat besar untuk menangkap sinyal HT, akhirnya tim ekspedisi dapat terhubung dengan Tim Bankom,” ujar Idza.

Mahusa Unila Sukses Buka Jalur Lintas Gunung Katopasa-Kondoruang
Tim Ekspedisi Tapak Jejak Sulawesi Mahusa Universitas Lampung bersama Mapala Kumtapala Universitas Tadulako, dan Mapalasta UIN Makassar. Foto: Istimewa

Kemudian, lanjut dia, saat membuka jalur perlintasan dari puncak Gunung Katopasa ke puncak Gunung Kondoruang, timnya mengaplikasikan mode survival untuk mendapatkan air, meskipun terdapat titik air.

“Kami memeras air lumut untuk memasak nasi, mengambil air rotan dan air kantong semar untuk minum. Tim juga mengambil umbut pinang untuk dijadikan sayur,” kata dia.

Ekspedisi membuka jalur pendakian lintas dari puncak Gunung Katopasa ke puncak Gunung Kondoruang berlangsung selama 10 hari. Tim berhasil membuka jalur dengan 13 pos dan tiga titik air.

“Selama perjalanan kami memerhatikan keanekaragaman hayati yang ada di jalur perlintasan, seperti anoa, burung nuri, kantong semar, pohon gaharu, pohon damar,” ujar Idza.

Keberhasilan Ekspedisi Tapak Jejak Sulawesi di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, menjadi kebanggaan tersendiri bagi Idza dan timnya.

“Ekspedisi ini menjadi eksistensi Mahusa Unila dalam dunia kepecintaalaman dan pengabdian masyarakat di tanah air,” pungkas dia.

Baca Juga: Mahasiswa Lampung Bergerak Ganyang Rezim Pembegal Demokrasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *