Persahabatan Retak Gegara Bisnis: Konflik Internal Pers.News Terkuak

oleh
Persahabatan Retak Gegara Bisnis: Konflik Internal Pers.News Terkuak
Ilustrasi. (AI)

DASWATI.ID – Persahabatan antara YDS dan MRA yang semula erat kini retak akibat konflik internal di PT Pers News Cyber Indonesia (PNCI), perusahaan di balik portal berita online Pers.News.

Perselisihan yang mencuat ke publik melalui puluhan media online lokal di Lampung ini mengungkap dugaan pengelolaan dana yang tidak transparan hingga perubahan legalitas perusahaan, memicu saling tuding antara kedua pihak.

Konflik ini mencuat setelah dua artikel berita yang identik dimuat di berbagai portal berita.

Artikel pertama pada 28 Maret 2025 berjudul “Berencana Laporkan YDS, Pimred Pers.News Konsul ke Pengacara Gindha Ansori Wayka.”

Artikel kedua, terbit 10 April 2025, berjudul “Soal Dugaan Pemalsuan Dokumen Oleh YDS, MRA Resmi Tunjuk Gindha Ansori Wayka Sebagai Kuasa Hukum.” 

Isi berita tersebut menuding YDS sebagai pihak yang merugikan MRA, meski kebenarannya belum terverifikasi.

Namun, YDS, yang diwawancarai pada Jumat, 11 April 2025, memberikan versi berbeda.

Menurutnya, Pers.News adalah inisiatif pribadinya sejak November 2023, sepenuhnya dibiayai olehnya tanpa keterlibatan MRA pada awalnya.

“Saya mendanai 100 persen pembuatan portal ini. MRA baru bergabung setelah mengaku tak lagi bekerja dan tak punya dana untuk membuat media sendiri,” ujar YDS di Bandar Lampung.

YDS menceritakan, MRA bergabung dengan janji mengembangkan Pers.News bersama. Karena media harus berbadan hukum, YDS kembali mendanai pembuatan legalitas PT PNCI pada Desember 2023, menunjuk adik iparnya, IA, sebagai direktur, dan MRA sebagai komisaris.

“Semua berjalan baik awalnya karena saya percaya pada MRA, bahkan lebih dari adik ipar saya sendiri,” katanya.

Masalah mulai muncul ketika YDS menemukan bahwa MRA menarik dana hasil kerja sama Pers.News tanpa sepengetahuan dirinya maupun direktur.

“Saya tak tahu aliran dana masuk dan keluar karena percaya pada MRA. Bahkan cek perusahaan ditandatangani direktur atas permintaan MRA, yang mengatasnamakan saya tanpa sepengetahuan saya,” ungkap YDS.

Puncak konflik terjadi ketika kontrak website Pers.News tidak diperpanjang MRA pada November 2024, meski YDS telah mengingatkan berulang kali.

YDS kemudian menemukan bahwa MRA diduga mendirikan portal berita baru, www.merata.id, tanpa sepengetahuannya.

“Dia bilang itu milik temannya, tapi ternyata MRA sendiri yang jadi pimpinan,” kata YDS.

Pada Desember 2024, YDS meminta pengelolaan Pers.News diserahkan kepadanya, yang disetujui MRA melalui sambungan telepon.

MRA juga meminta namanya dicopot sebagai komisaris PT PNCI, permintaan yang ditegaskan kembali pada Januari 2025 di hadapan saksi, SHT, seorang wartawan.

YDS pun mengurus perubahan akta pada 16 Januari 2025, mengganti posisi MRA sesuai permintaannya.

Namun, masalah berlanjut ketika akun OSS PT PNCI diduga diubah MRA tanpa sepengetahuan YDS, menyulitkan akses perusahaan.

Setelah Pers.News diaktifkan kembali dengan biaya besar, muncul pemberitaan yang menuding YDS memalsukan dokumen, padahal perubahan akta dilakukan atas persetujuan MRA.

“Semua keputusan saya sah sebagai pemodal dan atas permintaan MRA. Ada saksi, SHT, yang tahu cerita ini,” tegas YDS.

YDS memilih tak mengungkap semua detail untuk menjaga nama baik MRA.

Sementara itu, pemberitaan seragam di puluhan media online menimbulkan tanya: siapa dalang di balik narasi yang mencoba memutarbalik fakta?

Hingga kini, konflik ini masih bergulir, meninggalkan luka pada persahabatan yang dulu terjalin erat.

Baca Juga: Pers Berperan Menciptakan Pemimpin yang Kompeten di Pilkada 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *