Paslon Diharapkan Manfaatkan Durasi Waktu Debat dengan Optimal

oleh
Paslon Pilkada Bandarlampung Adu Gagasan Mekanisme Transparansi Pembangunan Infrastruktur
KPU Kota Bandarlampung menggelar debat publik perdana Pilkada Bandarlampung 2024 di Ballroom Emersia pada Senin (28/10/2024) malam. Foto: Josua Napitupulu

DASWATI.ID – Pasangan calon atau paslon diharapkan manfaatkan durasi waktu debat dengan optimal untuk meyakinkan masyarakat dan pemilih dengan menyampaikan visi, misi, dan program kerja secara utuh.

“Pada prinsipnya, KPU memberikan waktu yang adil dan setara bagi paslon untuk menyampaikan visi, misi, dan program kerja,” kata Ketua KPU Kota Bandarlampung Dedy Triyadi di Bandarlampung, Rabu (30/10/2024).

KPU memfasilitasi Debat Publik Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandarlampung 2024 dengan tema “Tata Kelola Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat” di Ballroom Emersia kota setempat pada Senin (28/10/2024) malam.

Saat debat berlangsung, paslon sebenarnya masih punya waktu untuk menjawab pertanyaan Panelis yang dibacakan Moderator, dan merespon tanggapan lawan debat.

Bahkan, Moderator Debat Fanny Imaniar meminta kandidat memanfaatkan sisa waktu yang ada. Sayangnya, para paslon cenderung menyampaikan jawaban singkat.

Masing-masing calon mengatakan “Cukup” saat diminta oleh Moderator untuk menggunakan sisa waktu.

Padahal, menurut Dedy Triyadi, debat publik adalah momentum bagi paslon untuk menyampaikan gagasan pembangunan Kota Bandarlampung secara utuh.

“Debat kandidat ini debat terbuka, diharapkan paslon jeli memanfaatkan waktu debat dalam menyampaikan visi, misi, program kerja, untuk meyakinkan masyarakat dan pemilih, terutama bagi pemilih yang belum menentukan pilihan,” jelas dia.

KPU Bandarlampung: debat publik bukan sekadar tontonan
Ketua KPU Kota Bandarlampung Dedy Triyadi. Foto: Istimewa

Dedy Triyadi mengakui dalam debat publik kemarin, Paslon Nomor Urut 1 Reihana-Aryodhia dan Paslon Nomor Urut 2 Eva Dwiana -Deddy Amarullah, tidak mengoptimalkan waktu yang telah diberikan Moderator.

“Dalam debat kemarin, waktunya tidak dimaksimalkan paslon. Durasi waktu debat ini akan kami bahas kembali dengan Tim Panelis. Kemungkinan ada revisi waktu untuk debat kedua,” kata dia.

Tim Panelis akan merumuskan tema dan subtema untuk debat kedua, termasuk durasi waktu dalam setiap segmentasi debat.

Ia pun berharap paslon dapat lebih fokus pada tema dan subtema debat agar masyarakat dan pemilih dapat mengetahui gagasan-gagasan mereka dalam membangun Kota Bandarlampung ke depan.

Baca Juga: KPU Bandarlampung: debat publik bukan sekadar tontonan

Durasi waktu debat antarpaslon dan tema debat publik.

Paslon diharapkan manfaatkan waktu durasi debat dengan optimal.

Menurut Akademisi Universitas Lampung Darmawan Purba, durasi waktu dalam debat antarpaslon berkelindan dengan tema debat yang dibahas.

“Ruang lingkup tema debat yang diatur dalam Peraturan KPU sangat luas, tidak spesifik, tidak ada perincian khusus dari enam topik tema debat yang diatur,” kata dia.

Kamuflase Paslon Tunggal di Pilkada Bandarlampung 2024
Pakar politik dari FISIP Universitas Lampung Darmawan Purba. Foto: Josua Napitupulu

Dalam Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2024 tentang Kampanye disebutkan materi debat publik atau debat terbuka adalah visi, misi, dan program paslon dalam rangka meningkatkan:

a. kesejahteraan masyarakat;

b. memajukan daerah;

c. meningkatkan pelayanan kepada masyarakat;

d. menyelesaikan persoalan daerah;

e. menyerasikan pelaksanaan pembangunan daerah kabupaten/kota dan provinsi dengan nasional; dan

f. memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kebangsaan.

Darmawan mengatakan durasi waktu yang terbatas dengan tema debat yang luas akan menantang paslon untuk menyajikan argumen yang kuat, jelas, dan ringkas.

Waktu yang singkat dengan tema umum juga memaksa peserta untuk berbicara cepat dan terukur sehingga meningkatkan tekanan serta mengurangi kualitas penyampaian.

“Para kandidat dalam debat dihadapkan pada suasana psikologis, maka calon berhati-hati dalam berkomunikasi,” ujar dia.

Oleh karena itu, Darmawan mengusulkan kepada Tim Panelis agar menyusun subpembahasan yang relevan dengan tema debat agar para kandidat concern atau lebih terarah.

“Jadi ada spesifikasi pembahasan disertai data konkret. Misal, debat ekonomi bicara tentang pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kemiskinan, atau pemerataan,” kata dia.

Namun, lanjut Darmawan, terkait durasi waktu debat ini pun masih menjadi pertentangan.

“Kalau calon bisa menjelaskan lebih lama berarti pemaparannya lebih mendalam, luas, dan rinci. Tetapi, ada juga yang memahami, sepanjang pesannya sudah tersampaikan walaupun waktunya pendek atau masih ada sisa waktu, tidak ada masalah,” kata dia.

Baca Juga: Debat Publik Cermin Kemajuan Kota Bandarlampung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *